EKBIS.CO,
SKK Migas JAKARTA -- Shell Upstream Overseas Ltd menyatakan diri untuk mundur dari proyek Lapangan Abadi, Blok Masela. Namun, sebelum mundur perusahaan asal Belanda tersebut perlu melakukan proses pembukaan data untuk mencari mitra baru.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberi waktu bagi Shell untuk melakukan proses pencarian mitra tersebut sampai akhir tahun depan. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan butuh waktu 18 bulan sejak terhitung pertengahan tahun ini untuk Shell hengkang dari Blok Masela.
Artinya, akhir tahun Shell harus punya keputusan apakah akan tetap berjalan di Blok Masela atau mendapatkan mitra baru. "Mengenai Shell untuk penggantinya atau untuk melepas participating interest-nya target dari Shell adalah 18 bulan sejak pertengahan tahun ini, jadi kira-kira mestinya harus sudah selesai di akhir 2021," kata Dwi di Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9).
Dwi kembali mengungkapkan kekecewaan pemerintah terkait keputusan Shell tersebut. Pasalnya, keputusan itu dilakukan setelah ada perjanjian rencana pengembangan (plan of development/POD).
"Karena ini dilepas sesudah mendapat approval POD yang memang ini selalu kami sampaikan kepada Shell, bahwa pemerintah republik Indonesia kecewa dengan langkah tersebut," ucapnya.
Namun ia berharap Shell sebagai perusahaan multinasional tidak menggantungkan keputusannya untuk bergabung di Blok Masela atau tidak terlalu lama. Ia mengatakan semua keputusan baru akan terlihat di akhir tahun nanti.
"Apakah akan mundur, apakah sebagian, atau tidak jadi, itu semua tergantung dari tender yang mereka lakukan," ujar Dwi.