EKBIS.CO, JAKARTA -- Dampak pandemi covid-19 memukul semua sektor industri tak terkecuali hulu migas. Salah satunya adalah proyek LNG Tangguh Train 3 yang dikelola oleh Brithis Petroleum (BP) Berau terpaksa beroperasinya mundur sampai akhir 2021.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menjelaskan semula proyek ini bisa mulai berproduksi (onstream) pada kuartal tiga tahun ini. Hanya saja, karena pandemi, BP mengajukan beberapa kali, pertama pada kuartal tiga tahun depan, namun merevisi kembali sampai pada akhir tahun depan.
"Karena pandemi kemungkinan proyek ini baru bisa onstream pada kuartal IV tahun depan," ujar Dwi di Komisi VII DPR RI, Rabu (30/9).
Dwi merinci saat ini progres kemajuan proyek ini untuk konstruksi di lepas pantai (offshore) mencapai 98,26 persen. Sedangkan konstruksi di darat (onshore) sebesar 88,05 persen. Tersendatnya proyek ini tak lain karena keterbatasan pergerakan pekerja.
"People on board (POB) sebelum Covid-19 ada 13 ribu di lapangan, tapi dengan ada covid-19 setelah April itu hanya 6.300 orang," kata Dwi.
Untuk itu, SKK Migas kini sedang melakukan evaluasi jumlah pekerja proyek Kilang Tangguh Train 3. Dwi bilang jumlah pekerja di saat ini sudah menjadi 7.700 orang.
Dwi juga menyiapkan masa karantina untuk seluruh pekerja Kilang Tangguh Train 3 guna meminimalisir penularan virus corona. SKK Migas mewajibkan seluruh karyawan menjalani karantina 14 hari di Jakarta, Makassar, dan Ambon sebelum berangkat ke Tangguh.
Untuk pengerjaan di lapangan, Dwi bilang saat ini sedang fokus pada pemasangan pipa dan electrical electrical & instrument. Hal ini khususnya di area Train-3 dan utilities.
"Saat ini semua pekerjaan difokuskan untuk penyelesaian mechanical completion (MC) terkait fuel gas in milestone. Untuk fuel gas in milestone ditargetkan selesai pada November 2020," papar Dwi.