EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekspor makanan nonharam dari Indonesia terus meningkat tajam pada Juli 2020 didorong peningkatan ekspor dan penurunan impor. Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Anwar Bashori mengatakan net ekspor Indonesia mencapai 1,61 miliar dolar AS per Juli 2020, jumlah tersebut tertinggi dalam dua tahun terakhir.
"Per Juli 2020 kita cukup besar dalam ekspor makanan non-haramnya," katanya dalam Workshop & Coaching Pengembangan Industri Halal di Indonesia, Kamis (1/10).
Kinerja ekspor ini didorong oleh pandemi yang menurunkan angka impor sehingga produksi dalam negeri ditingkatkan dan bisa ekspor lebih tinggi. Kenaikan net terutama disumbang oleh kenaikan ekspor CPO disamping kelompok lainnya.
Sementara penurunan impor juga dialami di seluruh kelompok makanan nonharam. Net ekspor kelompok makanan dan minuman kembali surplus setelah mengalami defisit sejak awal 2020. Peningkatan ini terutama didorong meningkatnya ekspor produk cocoa.
Anwar mengatakan pandemi membawa peluang bagi industri halal Indonesia untuk terus maju. Selain itu, peluang lainnya ada melalui digitalisasi. Penjualan produk di marketplace daring pun meningkat, termasuk untuk produk halal.
"Peningkatan luar biasa ada pada produk fashion, makanan, minuman, dan kosmetik, transaksinya meningkat hingga 90 persen," katanya.
Perkembangan transaksi produk nonharam di e-commerce terus tumbuh mengindikasikan cukup optimistisnya prospek usaha syariah di tengah pandemi. Selain e-commerce, penggunaan alat bayar e-money juga melonjak dibanding tahun lalu hingga 238 persen.
Peningkatan ini sejalan dengan kerja sama e-commerce dengan berbagai e-money melalui pemberian diskon dan cashback. Anwar mengatakan kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan meningkatkan produksi produk halal dalam negeri sehingga bisa mengisi celah kebutuhan yang sebelumnya dipenuhi dari impor.
Direktur Pengembangan Industri Halal dan Ekonomi Syariah KNEKS, Afdhal Aliasar juga mengatakan pandemi membuat masyarakat lebih peduli pada produk yang dikonsumsinya. Tren pergeseran konsumsi ke yang halal pun terlihat cukup signifikan.
"Ini karena produk halal adalah pilihan rasional, yang bersih, higienis, baik, sehat," katanya pada kesempatan yang sama.
Pasca Covid-19 nanti pun, ketahanan pangan akan jadi instrumen penting dalam perekonomian negara. Ini menjadi alasan besar mengapa Indonesia harus maju sebagai produsen produk halal yang berskala global.
Ia mendorong agar para pelaku industri bisa bersinergi untuk pengembangan kawasan-kawasan industri halal. Hal ini untuk menciptakan ekosistem rantai pasok halal yang menyeluruh dan menjadikan Indonesia halal hub global sesuai tertuang dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2020-2024.