EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai dengan akhir September mencapai Rp 318,48 triliun. Realisasi ini baru 45,8 persen dari pagu anggaran yang disiapkan pemerintah sampai akhir tahun, yaitu Rp 695,2 triliun.
Angka tersebut sudah naik dibandingkan pada pekan sebelumnya. Berdasarkan catatan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Senin (28/8), realisasi anggaran untuk program PEN sebesar Rp 268,3 triliun, setara dengan 38,6 persen dari pagu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan tersebut menunjukkan catatan positif. "Realisasinya sudah menunjukkan akselerasi atas pemanfaatannya," ucapnya melalui akun Instagramnya, @smindrawati, Selasa (6/10) malam.
Cluster yang memiliki tingkat penyerapan paling tinggi adalah perlindungan sosial. Tercatat, realisasinya hingga akhir September mencapai Rp 157,03 triliun atau 77,01 persen dari pagu anggaran, Rp 203,91 triliun. Sedangkan, cluster pembiayaan korporasi masih belum terealisasikan.
Sri menjelaskan, salah satu program yang menunjukkan kinerja baik yakni penempatan dana PEN di bank Himpunan Bank Negara (Himbara). Total penyaluran kreditnya mencapai 4,7 kali lipat dari dana yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp 47,5 triliun.
Program lain yang juga sudah terealisasi dengan baik adalah subsidi gaji. Penyalurannya mencapai Rp 13,98 triliun untuk 11,65 juta peserta. Sementara, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sudah disalurkan Rp 17,8 triliun kepada 7,64 juta pengusaha mikro.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan bantuan operasional dan pembelajaran daring untuk pesantren. Anggaran program ini telah terealisasi Rp 2,02 triliun.
Meski tingkat realisasi PEN masih kurang dari 50 persen, pemerintah optimistis, realisasi sampai akhir tahun dapat mencapai 100 persen. "Pemerintah yakin, program PEN ini serapannya akan bisa mencapai 100 persen di akhir tahun," tutur Menko Bidang Perekonomian Airlangga dalam acara webinar, Rabu (23/9).