EKBIS.CO, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong Kongres segera memberikan stimulus gaji senilai 25 miliar dolar AS atau sekitar Rp 370 triliun (kurs Rp 14.800 per dolar AS) kepada maskapai penerbangan AS. Sebab, industri ini telah merumahkan ribuan pekerja karena permintaan terhadap perjalanan udara yang terus turun di tengah pandemi Covid-19.
Permintaan baru Trump disampaikan beberapa jam setelah ia mengumumkan pemerintahannya akan membatalkan pembicaraan dengan Kongres Demokrat terkait proposal bantuan pandemi yang menghabiskan setidaknya 1,6 triliun dolar AS.
Permintaan tersebut disampaikan Trump dalam cuitannya di Twitter. "SEGERA setujui 25 miliar dolar AS untuk dukungan pengupahan maskapai. Saya akan menandatanganinya sekarang!" tulisnya, seperti dilansir di Reuters, Rabu (7/10).
Usulan bantuan gaji terhadap maskapai diperkirakan akan menggunakan dana yang tidak terpakai dari paket bantuan sebelumnya. Sisa anggaran itu juga dialokasikan untuk membantu bisnis kecil lainnya.
Pada pekan lalu, American Airlines dan United Airlines mulai memberhentikan 32 ribu pekerja. Perusahaan berencana menarik kebijakannya apabila anggota parlemen dapat menyetujui usulan pemerintah untuk mendanai biaya pengupahan.
Sebelumnya, maskapai sudah diberikan bantuan upah senilai 25 miliar dolar AS dalam paket bantuan yang disepakati Kongres pada Maret. Tapi, bantuan ini sudah berakhir pada 30 September.
Pada Jumat, Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyatakan dukungannya untuk memberikan stimulus gaji kepada maskapai, meskipun paket bantuan lain belum dapat tercapai. Tapi, pada Selasa malam, juru bicara Pelosi belum memberikan tanggapan lagi.
Kongres diperkirakan akan kembali rapat pada 19 Oktober. Anggota parlemen kemungkinan bisa memulai pembicaraan stimulus 25 miliar dolar AS tersebut, namun prospeknya masih tidak pasti.
Cuitan Trump mengenai stimulus maskapai berdampak di pasar keuangan. Saham American Airlines ditutup sekitar 4,5 persen lebih rendah, sementara saham United Airlines ditutup 3,6 persen lebih rendah. Saham Southwest Airlines dan Delta Air Lines juga masing-masing mengalami penurunan 2,4 persen dan 2,9 persen.
Permintaan bantuan gaji sudah diminta maskapai sejak beberapa waktu lalu. Airlines for America, grup perdagangan yang mewakili maskapai utama AS, mencatat, ribuan pekerja maskapai di seluruh negeri telah kehilangan pekerjaan. "Lebih banyak karyawan yang dirumahkan dalam beberapa pekan mendatang," ucap asosiasi.
Tapi, asosiasi menilai, ada secercah harapan bahwa pemerintah AS akan bertindak dan menyelamatkan pekerjaan mereka sebelum terlambat.
Industri perjalanan juga terdampak. Asosiasi Perjalanan AS mencatat, tanpa adanya tambahan bantuan, 50 persen dari seluruh pekerjaan yang mendukung industri ini akan hilang pada Desember.
Secara kolektif, maskapai penerbangan AS menghabiskan setidaknya 5 miliar dolar AS tiap bulan karena lalu lintas penumpang terhenti di sekitar 30 persen dibandingkan level 2019. Mereka menyebutkan, likuiditas di pasar modal cukup untuk bertahan dalam jangka waktu maksimal 12 bulan.
Pakar industri memproyeksikan akan ada sedikit peningkatan di permintaan domestik selama liburan musim dingin nanti. Tapi, volumenya masih jauh di bawah tahun lalu. Sementara itu, perjalanan skala internasional masih tertekan.