EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia dipersiapkan untuk menjadi pusat budi daya komoditas udang jerbung (Penaeus merguensis) dan udang putih (Penaeus indicus) dunia. Untuk mencapai target tersebut pemerintah akan mengoptimalkan berbagai potensi lahan budi daya yang masih belum dimanfaatkan.
"Pemerintah telah mencanangkan target peningkatan nilai ekspor udang nasional hingga 250 persen hingga tahun 2024, dengan potensi lahan yang masih sangat luas atau baru sekitar 20-30 persen yang termanfaatkan, target ini menjadi sangat mungkin untuk ditempuh," kata Dirjen Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (9/10).
Slamet menyatakan bahwa berbagai teknologi dan inovasi yang terus dikembangkan KKP melalui Unit Pelaksana Teknis hasilnya sudah mulai terasa, seperti yang dilakukan oleh Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara yang telah berhasil melakukan domestikasi jenis udang putih lokal asli Indonesia jenis merguensis dan indicus.
KKP, ujar dia, akan menjalankan strategi untuk membangun kawasan-kawasan tambak udang sesuai dengan karakteristik spesies udang, seperti misalnya udang windu yang cocok untuk dikembangkan di kawasan tradisional organik dan semi intensif atau udang vaname yang cocok dengan karakteristik kawasan tradisional plus hingga intensif.
"Khusus udang merguensis dan indicus akan terus kami kembangkan teknologinya apabila memungkinkan dimaksimalkan hingga semi intensif, apalagi Indonesia juga memiliki lahan yang masih luas untuk dapat dikembangkan," papar Slamet.
Slamet juga meyakini dengan hasil kajian pertumbuhan maksimal dari para ahli dan strategi penataan kawasan yang baik, Indonesia dapat menjadi pusat merguensis dan indicus di dunia, karena Indonesia merupakan penginisiasi budi daya udang jerbung dan udang putih.
Apalagi, lanjutnya, dengan status udang jerbung dan udang putih sebagai spesies asli, dinilai harus dapat dimanfaatkan untuk menggenjot performa keseragaman agar terbentuk sejak awal.
Slamet juga meyakini bahwa pihaknya memiliki sumber daya genetik dari alam Indonesia serta SDM yang mumpuni untuk dapat meningkatkan performa tersebut menjadi semakin baik.
Slamet berujar bahwa akan bekerjasama dengan dinas perikanan daerah untuk mengembangkan kawasan khusus budidaya udang jerbung dan udang putih.
Sebelumnya telah dilakukan uji coba multilokasi untuk pengembangan kawasan merguensis seperti di daerah Gresik, Pemalang, Brebes dan Demak.
Selain itu, dukungan sarana dan prasarana pada National Shrimp Broodstock Center (NSBC) di BBPBAP Jepara juga akan terus ditingkatkan guna meningkatkan performa induk dan benih yang dihasilkan.
Kepala BBPBAP Jepara, Sugeng Raharjo menambahkan bahwa selain sebagai diversifikasi komoditas budidaya udang dan mendorong produksi udang nasional, pengembangan udang jerbung dan udang putih dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi pembudi daya serta menjaga ketersediaan spesies yang tahan terhadap perubahan iklim.
"Selain itu, udang putih lokal memiliki ketersediaan induk yang tinggi, toleransi salinitas yang lebar, siklus reproduksi yang lebih singkat dibandingkan dengan udang windu dan teknologi produksi benih yang telah dikuasai. Ketersediaan lahan potensial yang masih luas termasuk tambak idle yang dapat dimanfaatkan serta mayoritas pembudi daya tradisional di Indonesia juga turut menjadi nilai ekonomis yang menjanjikan bagi usaha budidaya udang putih," jelas Sugeng.