EKBIS.CO, SEOUL -- Maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) Korea Selatan, Jin Air Co akan mulai mengalihfungsikan pesawat penumpang untuk membawa kargo. Hal ini guna mengimbangi penurunan tajam dalam permintaan transportasi udara di tengah pandemi virus corona.
Dilansir dari kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, pada Selasa (20/10), Jin Air mengerahkan jet B777-200ER, yang telah diubah menjadi pesawat kargo di bawah persetujuan dari kementerian transportasi Korsel. Pesawat itu masuk pada rute dari Incheon ke Bangkok dan Qingdao mulai Sabtu pekan ini.
Pesawat yang awalnya memiliki 315 kursi penumpang itu telah diubah agar membawa kargo saja. Nantinya pesawat Jin Air akan melakukan dua penerbangan per pekan di rute Bangkok dan tiga penerbangan per pekan di rute Qingdao.
Pihak Jin Air mengatakan, alihfungsi bisnis pada pengiriman kargo untuk memangkas biaya dan mencari sumber pendapatan baru. Alihfungsi Ini jadi pertama kalinya bagi maskapai penerbangan LCC di Korsel mengubah jet penumpang untuk membawa kargo dalam upaya bertahan dari krisis virus.
Jin Air saat ini mengoperasikan 27 jet penumpang, yang terdiri dari empat B777-200ER dan 23 B737-800, di lima rute internasional dan 15 rute domestik. Jin Air telah menyediakan penerbangan di 32 rute internasional ke Guam, Hawaii, dan negara-negara Asia serta empat rute domestik sebelum pandemi Covid-19 melanda industri penerbangan awal tahun ini.
Pada bulan Juni, perusahaan induknya yaitu Korean Air Lines Co mulai mengangkut kargo sejalan dengan maskapai penerbangan global yang kini menggunakan pesawat penumpang mereka untuk penerbangan kargo.
Permintaan angkutan kargo melonjak tahun ini karena lebih dari 180 negara menutup perbatasan mereka atau memberlakukan pembatasan masuk pada penumpang yang masuk di tengah kekhawatiran virus.
Peningkatan permintaan kargo membantu maskapai penerbangan mengimbangi penurunan tajam dalam permintaan transportasi udara pada kuartal April-Juni. Pada basis induk, ke laba bersih Korean Air mencapai 162,4 miliar won (137 juta dolar AS) di kuartal kedua dari rugi bersih 80,78 miliar won setahun sebelumnya. Karena perusahaan fokus untuk memperoleh lebih banyak pesanan pengangkutan kargo.