EKBIS.CO, PADANG -- Pertamina membuat terobosan dengan memperluas penyaluran elpiji dengan satu desa satu pangkalan. Pejabat Sementara Unit Manager Comm Rel & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I, Nurhidayanto mengatakan penambahan pangkalan melalui program Satu Desa Satu Pangkalan memang sedang gencar digulirkan Pertamina.
Program ini bertujuan untuk memperluas ketersedian, kemudahan akses, dan keterjangkauan elpiji ke masyarakat. Khususnya di wilayah-wilayah pelosok yang sebelumnya tidak memiliki pangkalan resmi.
"Selama ini masyarakat di pelosok hanya dapat membeli elpiji di pengecer dan itu di jual dengan harga eceran tertinggi (HET)," kata Nurhidayanto, Kamis (22/10).
Pertamina berharap kehadiran satu desa satu pangkalan dapat memperkecil jumlah pengecer. Karena selama ini kehadiran pengecer membuat stok di pangkalan cepat habis.
Selain itu, pengecer tak resmi kerap berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mengumpulkan stok. Di mana nantinya mereka mengambil keuntungan dari menjual dengan harga tinggi.
Nurhidayanto menyebut untuk Sumatera Barat (Sumbar), program satu desa satu pangkalan kini sudah hadir 100 persen di seluruh nagari. Sebanyak 3.369 pangkalan dan 107 agen elpiji 3 kg hadir di 18 kota/kabupaten, 169 kecamatan, dan 1.116 nagari atau desa di Sumbar.
Program satu desa satu pangkalan ini bekerja sama dengan nagari. Seperti di Kabupaten Sijunjung, pangkalan elpiji 3 kg subsidi bekerja sama dengan BUMNag ataupun Bumdes. Sehingga program ini juga menjadi penyumbang ekonomi bagi nagari.
Menurut Nurhidayanto, penambahan pangkalan tidak berarti alokasi kuotanya juga bertambah. Karena kuota penyaluran elpiji ini sudah ditetapkan pemerintah.
Contohnya sebelum adanya program ini satu desa satu pangkalan, di Kota Solok terdapat 47 pangkalan dengan rata-rata alokasi 977 tabung per pangkalan. Setelah adanya program ini, jumlah pangkalan di Kota Solok menjadi 59 pangkalan dengan rata-rata alokasi jadi 778 tabung per pangkalan.
Catatan Pertamina, sepanjang Juli hingga September 2020 penyaluran elpiji 3 kg subsidi di Sumbar sudah mencapai lebih dari 9,5 juta tabung. Sementara elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas sudah disalurkan sebanyak lebih dari satu juta tabung.
Untuk menghindari tabung elpiji bersubsidi dijual kembali oleh pengecer, Pertamina menetapkan satu kepala keluarga hanya boleh membeli satu tabung elpiji bersubsidi.
"Untuk tahun 2020 ini, sisa kuota elpiji 3 kg hingga akhir tahun adalah sebanyak lebih dari 6,5 juta tabung. Sisa tabung ini harus dijaga agar mencukupi hingga akhir tahun," ucap Nurhidayanto.