EKBIS.CO, NEW YORK -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Sementara euro tergelincir ke level terendah dalam empat pekan ini setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) memberi sinyal pelonggaran lebih lanjut.
Rekor kecepatan dalam pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga serta tren yang meningkat dalam klaim jaminan pengangguran awalnya merugikan dolar AS. Karena kondisi itu meningkatkan risiko dan mengangkat saham. Tetapi data positif itu akan membantu dolar dalam jangka panjang, kata para analis.
Fokus pasar adalah pada ECB. Eropa masih bergulat dengan lonjakan kasus Covid-19 yang memaksa pembatasan wilayah secara nasional di Jerman dan Prancis serta pembatasan wilayah terbatas di Spanyol.
ECB, yang mempertahankan suku bunga stabil, berkomitmen pada Kamis (29/10) untuk menahan meningkatnya dampak gelombang kedua infeksi virus corona. ECB mengatakan akan mempertajam tanggapannya pada pertemuan Desember nanti.
"Kami semua sepakat perlu mengambil tindakan. Karena itu, kami mengkalibrasi ulang instrumen kami pada pertemuan Dewan Gubernur berikutnya," kata Presiden ECB Christine Lagarde pada konferensi pers.
Dalam perdagangan Kamis sore waktu setempat, euro melemah 0,6 persen menjadi 1,1671 dolar AS, setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dalam empat pekan di 1,1650 dolar AS. Euro juga turun 0,3 persen versus yen menjadi 122,14 yen.
"Pasar melihat komentar ECB sebagai indikasi penurunan suku bunga lebih lanjut," kata Ahli Strategi Mata Uang Wells Fargo, Erik Nelson, di New York, AS.
Nelson menambahkan, latar belakang yang menantang secara keseluruhan di Eropa berarti penghentian lebih lanjut dan lebih banyak pembatasan. Bahkan lebih banyak daripada di Amerika Serikat. "Jadi ini semacam badai sempurna yang membebani euro pada saat ini," kata dia.