Jumat 30 Oct 2020 11:32 WIB

SYL: Stok Beras Melimpah

Menurut BPS,stok awal beras nasional hingga akhir Desember 2020 mencapai 5,9 juta ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menata beras dagangannya di pasar. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menata beras dagangannya di pasar. ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengklaim stok beras saat ini masih melimpah. Ia menuturkan, ketercukupan pasokan beras berkat kerja keras dari para petani yang terus melakukan kegiatan produksi meski di saat pandemi Covid-19.

Ia menyampaikan, berdasarkan data Kerangka Sampel Area dari BPS, stok awal nasional hingga akhir Desember 2020 mencapai 5,9 juta ton. Apabila produksi beras sebesar 31,63 juta ton dan kebutuhan konsumsi mencapai 30 juta ton, maka hingga akhir tahun mendatang Indonesia memiliki stok akhir kurang lebih sebanyak 7 juta ton.

Baca Juga

"Semua ini pastinya karena kerja keras kita semua, karena jerih payah petani yang selalu menanam serta para aparat yang selalu setia mengawal dan mendampingi. Saya ingin sinergi semacam ini terus berjalan," katanya dalam Siaran Pers diterima Republika.co.id, Jumat (30/10).

Ia mengatakan, produksi beras merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjadi tolok ukur atas keberhasilan berbagai program yang ada. Produksi beras juga sekaligus indikator utama dimana kesejahteraan petani perlahan tapi pasti terus mengalami peningkatan.

Seperti diketahui, Nilai Tukar Petani (NTP) pada periode September 2020 mencapai 101,66 atau meningkat 0,99 persen dibanding bulan Agustus 2020 yang hanya 100,65. Berdasarkan data BPS, peran sektor pertanian terhadap total PDB bahkan mencapai 14 persen yang berdampak pada penyediaan lapangan kerja bagi hampir separuh total penduduk Indonesia.

"Peningkatan pertumbuhan PDB sektor pertanian pada kuartal II 2020 ini mencapai 16,24 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," katanya.

Untuk melanjutkan hasil positif ini, Kementan mengajak semua pihak untuk membantu pemerintah membangun pertanian Indonesia yang lebih baik. Peningkatan produksi harus terus lakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor.

"Kami juga terus berupaya memberikan bantuan sarana produksi, alat pra panen dan pasca panen, serta mendorong para petani untuk menggunakan fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster. Kami berharap, Provinsi dan Kabupaten menggerakkan Kostratani di Kecamatan sebagai ujung tombak kita dalam membangun pertanian Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement