EKBIS.CO, JAKARTA -- Tiga industri besar kelapa sawit yakni Kao, Apical Grup, dan Asian Agri, meneken kerja sama pemberdayaan petani swadaya dalam meningkatkan produktivitas, memperoleh sertifikasi internasional, dan mendapatkan premi dari penjualan minyak sawit yang bersertifikat. Presiden Apical Grup, Dato’ Yeo How menjelaskan, inisiatif yang akan berlangsung selama 11 tahun ini berupaya untuk membangun rantai pasok yang ramah lingkungan melalui kerja sama dengan petani swadaya yang telah berkontribusi lebih dari 28 persen minyak sawit dari keseluruhan pasar minyak sawit Indonesia.
Program SMILE atau Smallholder Inclusion For Better Livelihood & Empowerement akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan kerangka kerja RSPO dan memastikan ketertelusuran hingga ke perkebunan kelapa sawit untuk membangun rantai pasok yang ramah secara lingkungan dan sosial. “SMILE berupaya untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan petani swadaya melalui kemitraan dan memperluas lingkup keberhasilan Asian Agri yang telah membangun kemitraan jangka panjang bersama para petani," kata Kelvin Tio, Managing Director Asian Agri dalam keterangan resmi, dikutip Republika.co.id, Sabtu (31/10).
Ia mengatakan, para industri menyadari tantangan yang dihadapi petani swadaya sebagai pelaku usaha dalam meningkatkan produktivitas kebun akibat pengetahuan dan kemampuan teknis yang terbatas.
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan taraf hidup petani swadaya melalui peningkatan produktivitas tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, dan tanpa eksploitasi.
Melalui pelaksanaan SMILE, ketiga perusahaan akan secara rutin melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti LSM, lembaga nirlaba, dan tokoh masyarakat untuk memastikan pelatihan yang kompeten, alokasi peralatan yang memadai, dan penyaluran kebutuhan yang tepat waktu di tingkat kebun dan masyarakat, serta optimalisasi kolaborasi dalam membangun rantai pasok yang berkelanjutan dan dapat dilacak.
Perwakilan Kao, Negoro Masakazu mengatakan, peningkatan dan penyediaan peralatan dalam kerja sama akan dilakukan dari 2020 hingga 2030 dengan tujuan untuk mendapatkan sertifikasi RSPO di tahun 2030. Setelah disertifikasi, petani akan memenuhi syarat dalam menerima premium minyak sawit bersertifikat dengan rata-rata 5 persen lebih tinggi dibandingkan minyak sawit yang tidak bersertifikat.
Sebagai bagian dari persyaratan RSPO dan komitmen perusahaan dalam membantu masyarkat mewujudkan UN Sustainable Development Goals (SDGs), ia mengatakan kerja sama itu sekaligus mengikutsertakan inisiatif yang mempromosikan inklusivitas dan peningkatan mata pencaharian melalui pemberdayaan masyarakat.
Ia mengatakan, SMILE akan menawarkan kesempatan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dengan mengaplikasikan praktik budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan perlindungan sosial serta lingkungan yang lebih baik.
Kemudian, mengurangi penggunaan herbisida dengan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan yang melalui proses uji coba berdasarkan pada rekam jejak dan kematangan tanaman. Adapun yang terakhir, yakni upaya peningkatan pendapatan dari perolehan harga premium TBS yang bersertifikat, peningkatan produktivitas dan penghematan biaya dari pengurangan penggunaan bahan kimia.