EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) mengumumkan laporan keuangan interim konsolidasian yang tidak diaudit untuk sembilan bulan tahun 2020. Berdasarkan laporannya, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 457,5 miliar.
Kerugian tersebut meningkat 60 persen dibandingkan kerugian periode sembilan bulan tahun lalu yang sebesar Rp 284,6 miliar. "Rugi bersih ini utamanya disebabkan oleh dampak penyesuaian organisasi dan kenaikan biaya keuangan dari liabilitas sewa," tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (3/11).
Meski demikian, dari sisi pendapatan, Perseroan mampu membukukan pertumbuhan sebesar 9,2 persen menjadi Rp 20,6 triliun dibandingkan periode tahun lalu yang sebesar Rp 18,85 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh pendapatan selular yang tumbuh 12,9 persen menjadi Rp 17,0 triliun.
Sementara itu, EBITDA Perseroan tumbuh sebesar 17 persen mencapai Rp8,5 triliun. Marjin EBITDA tercatat sebesar 41,1 persen, tumbuh sebesar 2,7 bps dibanding tahun sebelumnya. Pelanggan selular tercatat sebesar 60,4 juta pada akhir September 2020, tumbuh sebesar 2,8 persen YoY dan tumbuh sebesar 5,6 persen QoQ.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban-beban Perseroan pada periode sembilan bulan 2020 juga meningkat 8,7 persen menjadi sebesar Rp 18,83 triliun.
Perusahaan juga memiliki utang pokok (sebelum biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp 17,46 triliun. Per 30 September 2020, posisi kas Perusahaan adalah sebesar Rp 4,34 triliun dengan utang bersih sebesar Rp 13,12 triliun.
Sementara itu, pengeluaran belanja modal pada periode sembilan bulan 2020 sebesar Rp 5,94 triliun, turun sebesar 9,1 persen dibandingkan tahun lalu. Sekitar 85,5 persen dari belanja modal ini dialokasikan untuk bisnis selular demi mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengadaan barang modal untuk MIDI, infrastuktur dan IT.