EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan angka neraca perdagangan Indonesia yang surplus pada September 2020 tertinggi sejak 2012. Secara kumulatif, neraca perdagangan pada Januari sampai September surplus sebesar 13,5 miliar dolar AS.
"Ini neraca perdagangan melampaui 2017. Sekaligus menjadi capaian tertinggi sejak 2012," kata Agus dalam konferensi pers BNPB secara virtual, Senin (9/11).
Meski terjadi defisit pada periode Januari sampai April 2020, kata dia, namun pada Mei sampai September neraca perdagangan meningkat. Ia menyebutkan, terjadi kenaikan ekspor pada September 2020 yang berimbas pada surplusnya neraca perdagangan.
Kenaikan ekspor Indonesia itu tidak lepas dari perekonomian negara lain yang sudah mulai pulih. "Peningkatan nilai ekspor baja karena meningkatnya permintaan dari China dan Malaysia karena mulai pulihnya industri di negara tersebut. Sementara peningkatan ekspor diakibatkan karena naiknya harga CPO di pasar internasinal dari Tiongkok dan India," jelas dia.
Agus menuturkan, saat ini ada lima komoditas yang banyak diincar oleh pasar ekspor. Di antaranya besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati, kendaraan serta sparepartnya, mesin dan perlengakapn elektrik, lalu plastik dan barang plastik.
Kelima produk tersebut punya pangsa ekspor sebesar 34,02 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada September 2020. "Dan mencatat peningkatan kumulatif sebesar 0,7 miliar, dolar AS," katanya.