Rabu 18 Nov 2020 13:50 WIB

UMKM Binaan Pertamina Kejar Misi Kenalkan Budaya Indonesia

Pembinaan UMKM oleh Pertamina bertujuan untuk fokus Go Global

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pendampingan dan pembinaan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara berkelanjutan. Dimulai dari kondisi tradisional hingga tercapainya tujuan pembinaan Go Global. Seluruhnya dilaksanakan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Foto: Pertamina
Pendampingan dan pembinaan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara berkelanjutan. Dimulai dari kondisi tradisional hingga tercapainya tujuan pembinaan Go Global. Seluruhnya dilaksanakan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pendampingan dan pembinaan UMKM oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan dilakukan secara berkelanjutan. Dimulai dari kondisi tradisional hingga tercapainya tujuan pembinaan Go Global. Seluruhnya dilaksanakan dengan teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Prinsip inilah yang juga diterapkan oleh salah satu UMKM mitra binaan Pertamina yakni Yosephine Erlianie. Pemilik usaha Oniecraft ini terkenal dengan kerajinan papertole atau seni gambar 3 dimensinya yang eksklusif. “Seni papertole yang saya buat ini  sangat kami jaga kualitasnya dan tidak bisa jika dibuat buru-buru,” ujarnya.

Dia berprinsip, setiap produk yang dibuat harus dikerjakan secara detail dan teliti. Sehingga hasilnya bisa memuaskan penikmat seni dan pelanggannya. Sejak mengenal karya seni papertole pada 1996, perempuan yang akrab disapa Onie ini berhasil menelurkan ribuan perajin seni papertole melalui kursus-kursus yang diselenggarakannya di berbagai kota Indonesia. Mayoritas pelatihan itu diberikan secara cuma-cuma alias gratis.

Lewat cara itu, Onie ingin lebih banyak orang mengenal kerajinan papertole. Usaha Onie itu terbukti manjur, sehingga ia mulai memberanikan diri untuk menjual hasil kerajinannya itu sejak tahun 2000. Target pasarnya lebih banyak ditujukan ke masyarakat asing atau ekspatriat di Indonesia.

Produk-produk yang dihasilkan UMKM Oniecraft ini dipasarkan dengan kisaran harga termurah mulai dari Rp110.000 sampai Rp10 jutaan per item. Tingginya harga yang ditawarkan berdasarkan tingkat kesulitan proses pembuatan papertole. Dengan harga jual tersebut, dirinya mampu mengantongi omzet bersih sekitar Rp 30 juta per bulan.

Selain mengejar profit, alumnus arsitek dari salah satu perguruan tinggi nasional ini juga mempunyai misi penting dibalik usaha yang dijalani. Yakni melestarikan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia melalui kerajinan tangan.

”Kesenian papertole ini cukup populer di Eropa, untuk itu kita modifikasi dengan bentuk dan ciri khas bangsa supaya Indonesia lebih dikenal dunia, terutama kebudayaannya,” tegasnya.

Langkah pasti misi usaha Oniecraft secara perlahan mulai terwujud. Beberapa produknya berhasil di ekspor ke negara di Eropa dan Jepang. Selain itu, pihaknya juga banyak mengikuti pameran produk ke luar negeri seperti Algeria, Tokyo, Hong Kong, Norwegia. “Di bawah binaan Pertamina, saya ingin usaha ini dapat lebih berkembang dan bisa menjangkau area pemasaran yang lebih luas lagi,” tuturnya.

Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari mengapresiasi upaya yang dilakukan Onie. Menurutnya, prinsip usaha yang dijalani Onie layak didukung dan terus dilestarikan. “Selain menerapkan usaha berbasis sociopreneur, kita juga harus mendukung usaha pengenalan budaya Indonesia ke mata dunia,” tutur Heppy.

Pertamina juga akan membantu UMKM seperti Oniecraft untuk naik kelas menjadi UMKM unggul dan mandiri. Sehingga tetap dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan membantu kemandirian ekonomi. ”Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Heppy.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement