EKBIS.CO, JAKARTA -- Pariwisata ramah Muslim Indonesia diperkirakan pulih kurang dari empat tahun. Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan optimistis pariwisata akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Berbagai survei memperkirakan pariwisata akan pulih pada 2023, tapi saya kira bisa lebih cepat dari itu," katanya dalam Forum Diskusi Investasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Rabu (18/11).
Riyanto menyampaikan tingkat perjalanan domestik kini telah menunjukkan peningkatan. Dengan pengurangan pembatasan, pariwisata domestik kembali bergeliat. Hotel-hotel mulai mengalami peningkatan okupansi, wisata daerah pun demikian, seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lainnya.
Menurut Riyanto, pariwisata bisa pulih lebih cepat dengan strategi yang saat ini digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni quality tourism. Artinya, promosi akan menyasar wisatawan yang cenderung spending lebih besar. Sehingga, meski jumlahnya sedikit namun pengeluarannya lebih besar.
"Biasanya wisatawan mancanegara menghabiskan sekitar 1.100 dolar AS setiap kunjungan, tapi ada juga yang menghabiskan 1.350-2.500 dolar AS, itu yang lebih disasar," katanya.
Dengan penguatan dari sisi wisata domestik, maka pemulihan pariwisata nasional bisa lebih cepat. Ia mengajak agar para pelaku industri untuk tidak terpenjara dengan berbagai proyeksi ekonom. Sambil terus berinovasi, pariwisata dalam negeri bisa tetap berupaya menarik pengunjung.
Ia mencontohkan kebijakan pariwisata di Turki membuat omzet para pelaku usahanya pada Oktober 2020 kembali pulih ke angka normal seperti saat sebelum pandemi. Riyanto menyebutnya bukti bahwa pariwisata bisa sangat cepat dalam pemulihan.
"Recovery bisa lebih cepat dari empat tahun, asal benar-benar ikhtiar, sesuaikan dengan kondisi dan berinovasi," katanya.
Ia menegaskan protokol kesehatan dan keamanan harus tetap dijalankan. Ini harus menjadi bagian dari ketetapan operasional agar meningkatkan kepercayaan pengunjung.