EKBIS.CO, NEW YORK -- Wall Street melonjak pada akhir perdagangan Selasa (1/12), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi. Ini terjadi saat investor bertaruh vaksin Covid-19 segera tersedia, dan lebih percaya diri tentang pemulihan ekonomi yang cepat menyusul data pabrik China yang positif.
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 185,28 poin atau 0,63 persen menjadi ditutup pada 29.823,92 poin. Indeks S&P 500 bertambah 40,82 poin atau 1,13 persen, menjadi berakhir di 3.662,45 poin.
Indeks Komposit Nasdaq terangkat 156,37 poin atau 1,28 persen, menjadi menetap di 12.355,11 poin. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan rekor penutupan tertinggi.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 menguat, dengan layanan komunikasi dan keuangan ditutup masing-masing terdongkrak 1,96 persen dan 1,57 persen, mengungguli sektor lainnya. Sektor industri mundur 0,17 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.
Investor tetap fokus pada pembaruan tentang beberapa kandidat vaksin dan awal pengiriman global saat pembuat obat menyerahkan dokumen untuk persetujuan regulasi. Pfizer Inc melonjak hampir tiga persen setelah pembuat obat itu dan BioNTech SE Jerman meminta persetujuan darurat kandidat vaksin mereka dari regulator Eropa.
Para mitra bersaing ketat dengan saingannya Moderna Inc, yang juga mengajukan permohonan persetujuan darurat dari regulator Eropa. Sahamnya anjlok hampir delapan persen dari rekor tertinggi sehari sebelumnya.
“Ada optimisme tentang apa artinya itu, ketika kita melihat berita seputar vaksin muncul,” kata Bill Northey, direktur investasi senior di Bank Wealth Management AS di Minneapolis.
Sebelumnya pada hari itu, ekuitas global mendapat dorongan dari data yang menunjukkan aktivitas pabrik China pada November meningkat pada laju tercepatnya dalam satu dekade. Beberapa negara lain juga melaporkan peningkatan tajam dalam aktivitas pabrik.
Data AS menunjukkan pemulihan dalam aktivitas manufaktur kehilangan momentum pada November. Investor juga fokus pada pernyataan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Komite Perbankan Senat, di mana mereka menyetujui perlunya lebih banyak bantuan untuk usaha kecil.