EKBIS.CO, JAKARTA -- Survei dampak program PEN terhadap UMKM, yang baru saja dirilis oleh Lembaga Demografi-LPEM FEB UI, menunjukkan, mayoritas UMKM merasakan manfaat program. Mayoritas responden menilai berbagai program tersebut telah sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebanyak 58 persen membutuhkan tambahan modal untuk mempercepat pemulihan usaha. Bantuan program digunakan untuk pembelian bahan baku (34 persen), pembelian barang modal (33 persen), dan pemenuhan kebutuhan pribadi (13 persen).
"Sedangkan untuk masa pemulihan usaha ke depan, kini mayoritas UMKM optimistis dapat bertahan lebih dari 12 bulan," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melalui siaran pers, Rabu (16/12).
Teten menegaskan, optimisme para pelaku UMKM ini mendorong pemerintah terus mempersiapkan upaya atau skenario atau program strategis ke depan. Hal itu demi menciptakan UMKM tangguh, bangkit kembali menjadi pahlawan perekonomian nasional.
Melalui program PEN, lanjut Teten, Kemenkop UKM telah menyalurkan 100 persen dengan jumlah bantuan sebesar Rp 1 triliun kepada 63 Koperasi penerima (101.011 UMKM). Saat ini LPDB-KUMKM mendapatkan penambahan anggaran sebesar Rp 292 miliar bagi koperasi untuk menyerap produk petani/nelayan. Saat ini telah tersalurkan 139,25 miliar (43,58 persen) kepada 30 koperasi.
Didukung semangat UU Cipta Kerja, ke depannya UMKM dan koperasi diarahkan masuk ke sektor formal, berbasis komoditas unggul dan cluster atau kawasan yang dipercepat dengan digitalisasi. "Kami telah dan akan melakukan langkah strategis, yaitu transformasi UMKM dan Koperasi dalam 3 hal yaitu transformasi ke sektor formal, transformasi ke digital dan teknologi, dan transformasi ke rantai nilai (value chain)," kata Teten menjelaskan.