EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut pandemi covid-19 menjadi momentum bagi BUMN melakukan transformasi dan inovasi digital. Erick menilai transformasi dan inovasi digital menjadi kunci dalam menekan dampak yang ditimbulkan akibat pandemi bagi kondisi perusahaan pelat merah.
"Kalau bicara inovasi digital ini saat yang tepat, karena adanya pandemi suka tidak suka perubahan harus terjadi di segala lini," ujar Erick saat menghadiri Indonesia Digital Conference bertajuk Digitalisasi BUMN yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (16/12).
Erick memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III yang tumbuh sebesar minus 3,49 persen (yoy) memang lebih baik dibandingkan kuartal II yang sebesar -5,32 persen (yoy). Pun lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III negara-negara G20 seperti Perancis Inggris, India, dan AS.
"Dari sisi ekonomi, saya rasa kebijakan pemerintah sudah tepat. Kita akan fokuskan pada kuartal IV," ucap Erick.
Kata Erick, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III juga lebih baik ketimbang Thailand yang minus 6,4 persen, Singapura yang minus tujuh persen, dan Filipina yang mengalami minus hingga 11,5 persen. Kendati begitu, Erick tak ingin berpuas diri. Pasalnya, kata dia, Malaysia dan Vietnam memiliki pertumbuhan ekonomi kuartal III yang lebih baik dari Indonesia yakni minus 2,7 persen untuk Malaysia dan tumbuh positif sebesar 2,6 persen untuk Vietnam.
"Ini harus kita pacu agar jangan merasa cukup kalau kita ingin bersaing. Latar belakang saya di olahraga, orang-orang tidak ingat sama yang perangkat dua, selalu peringkat satu (yang diingat)," lanjutnya.
Sebagai lokomotif penggerak perekonomian nasional, Erick mendorong BUMN untuk terus meningkatkan kinerja dalam membantu program pemulihan ekonomi nasional. Erick menyebut 90 persen BUMN mengalami dampak dari adanya pandemi. Erick menilai hanya Telkom dan himpunan bank negara (Himbara) yang berada dalam posisi lebih baik daripada BUMN lain. Erick mencontohkan BUMN yang bergerak di sektor transportasi dan pariwisata mengalami dampak besar akibat penurunan penumpang selama pandemi.
"Oleh karena itu kita harus kaji ulang kembali strategi besar kita," sambung Erick.
Erick mengaku telah menyiapkan peta jalan BUMN hingga 2024 yang dibagi dalam tiga tahapan. Tahap pertama ialah survival dan keberlangsungan hingga kuartal II 2021 yang meliputi melindungi BUMN strategis dan BUMN yang terdampak covid, pembentukan klasterisasi berdasarkan keterkaitan supply chain dan kesamaan industri untuk meningkatkan Ssinergi, memperbaiki landasan tata kelola perusahaan yang baik BUMN beserta restrukturisasi operasional untuk mencapai //operational excellence//.
Tahap kedua ialah restrukturisasi dan realignment hingga kuartal II 2022 yang terdiri atas memperbaiki portofolio dengan restrukturisasi korporasi yang bertujuan untuk melakukan konsolidasi dan simplifikasi serta mempersiapkan landasan untuk inovasi model bisnis baru.
Tahap ketiga adalah inovasi dan transformasi hingga 2024 dengan menciptakan kesempatan partisipasi sektor swasta dan melakukan spesialisasi BUMN dengan tujuan komersial dan sosial.
"Model bisnis sekarang berubah, ini yang saya tekankan ke direksi bahwa inovasi model baru harus mulai dipelajari," ungkap Erick.
Kata Erick, transformasi dan inovasi digital masuk ke dalam lima pilar prioritas utama yang dibuat Kementerian BUMN sebelum pandemi terjadi.