Jumat 18 Dec 2020 18:00 WIB

Indonesia Butuh Lebih Banyak High-Impact Entrepreneur

Jakarta menduduki peringkat ke-2 sebagai wilayah dengan ekosistem startup terbaik.

Rep: Vina Anggita (swa.co.id)/ Red: Vina Anggita (swa.co.id)
.
.

Dari 100 kota di dunia, Jakarta menduduki peringkat ke-2 sebagai wilayah dengan ekosistem startup terbaik menurut laporan yang dirilis oleh Startup Genome. Dalam kategori ini, Jakarta mengalahkan beberapa kota di negara maju, seperti Barcelona, Dubai dan Zurich.

Google, Temasek dan Bain & Company juga menyatakan bahwa investasi di sektor teknologi Indonesia pada paruh pertama 2020 mencapai US$2,8 miliar, meningkat 55% pada periode yang sama di tahun 2019.

“Data ini menunjukkan potensi Indonesia yang cukup baik dalam bidang entrepreneurship. Jumlah entrepreneur pasti akan terus meningkat jika angel investor, venture capital, akselerator dan organisasi lain bekerja sama mengembangkan dunia entrepreneurship Indonesia," ujar Arif P. Rachmat, Chairman Endeavor Indonesia 2020 dalam diskusi media secara virtual, Kamis (17/12/2020).

Menurutnya, negeri ini butuh lebih banyak high-impact entrepreneur karena mereka dapat membawa Indonesia menjadi negara maju. Presiden Jokowi menyatakan bahwa salah satu syarat menjadi negara maju adalah jumlah entrepreneur di negara tersebut mencapai 14% dari jumlah penduduknya. Di Indonesia, angkanya baru sekitar 3%,” kata Arif.

Telah hadir sejak 2012, Endeavor Indonesia melabeli dirinya sebagai industri agnostik sehingga organisasi ini mencari, menyeleksi dan membantu high-impact entrepreneur yang memiliki usaha berbasis teknologi (tech company) atau usaha yang didukung dengan teknologi (tech-enabled company).

"Apa itu yang dimaksud high-impact entrepreneur atau entrepreneur berpengaruh? Forum Ekonomi Dunia mendefinisikan high-impact entrepreneur sebagai pelaku usaha yang memiliki ide inovatif, mampu mengembangkan usaha lewat penciptaan lapangan kerja dan memiliki dampak sosial yang tinggi karena meningkatkan standar hidup komunitas sekitarnya," jelas Arif.

Indonesia sendiri sedang mengalami ledakan entrepreneurship. Hal ini diperkuat dengan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang mencapai dua digit, yakni 11%, di tengah gempuran pandemi Covid-19. Ia melanjutkan, misi Endeavor Indonesia adalah membina high-impact entrepreneur karena mereka memegang kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ada tiga kriteria yang dicari, pertama dari sisi entrepreneur. Perusahaan tersebut harus dapat menginspirasi generasi masa depan untuk meraih mimpi dan bersedia meluangkan waktu serta resources untuk membantu yang lain berkembang. Selain itu, pendirinya merupakan pemimpin yang jujur, mau mendengar, belajar dan berkembang lewat masukkaan mentor.

Kedua business. erusahaan harus memiliki model bisnis yang inovatif dan potensi pertumbuhan yang signifikan. Bisnisnya juga harus dapat menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja yang luas, dan merupakan bisnis lokal yang mempunyai potensi berkembang secara regional maupun global. Ketiga timing, perusahaan yang berada dalam titik pertumbuhan dan dapat didorong oleh jaringan Endeavor.

Salah satu entrepreneur yang didukung oleh Endeavor Indonesia adalah Gibran Huzaifah. Gibran adalah CEO dan Co-founder eFishery, perusahaan aquaculture intelligence pertama di Indonesia yang membantu pembudidaya ikan dan udang. Dengan bergabung ke dalam Endeavor Indonesia, Gibran menyampaikan, pihaknya dapat menghadapi tantangan bisnis yang beragam seiring dengan berkembangnya usaha. 

“Fasilitas yang diberikan Endeavor Indonesia dalam menjawab tantangan saya sungguh beragam, mulai dari akses ke mentor berpengalaman hingga jaringan entrepreneur yang luas. Saya bisa belajar dari Endeavor Entrepreneur lain yang telah berhasil mengembangkan usahanya dari nol," terangnya.

Menurut Gibran, Endeavor membantu dalam menjawab tantangan dalam berbagai bidang, mulai dari legal hingga human resources. Selain itu, ia mendapatkan akses ke permodalan lewat Endeavor Catalyst yang ambil bagian dalam pendanaan seri B yang baru diraih eFishery.

Gibran dan Christian Sutardi (Co-founder Fabelio) dinobatkan sebagai Endeavor Entrepreneur of The Year 2020 bersama Julianto Sidarto (Independent Commissioner, PT XL Axiata Tbk) yang dinobatkan sebagai Endeavor Mentor of The Year 2020.

Endeavor Indonesia telah mengumpulkan 57 Endeavor Entrepreneur dari 43 perusahaan. Sebanyak 28.000 lapangan pekerjaan telah dihasilkan oleh perusahaan yang mereka pimpin dan perusahaan mereka memiliki revenue total sebesar $419 juta. Carline Darjanto (Cotton Ink), Edward Tirtanata (Kopi Kenangan), Adrian Gunadi (Investree) dan Arief Widhiyasa (Agate International) adalah beberapa high-impact entrepreneur Indonesia versi Endeavor. Saat ini terdapat 73 mentor dengan 436 jam mentoring yang telah didedikasikan. 

Untuk memperkuat kepemimpinannya, Endeavor Indonesia juga mengangkat empat board member baru yaitu Alvin Sariaatmadja (EMTEK), Andre Soelistyo (Gojek), Chng Kai Fong (Singapore Economic Development Board) dan Tan Su Shan (DBS Bank). Sementara Arif P. Rachmat menggantikan posisi Harun Hajadi (Grup Ciputra) yang menjabat sebagai chairman sejak 2016.

Board member baru mewakili sekelompok pemimpin bisnis dan pengusaha dari berbagai industri dan sektor tersebut dan harapkan Arif dapat berperan penting dalam mewujudkan misi Endeavor Indonesia, serta bersedia mendedikasikan keahlian dan energi positif mereka untuk membantu high-impact entrepreneur.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement