Senin 21 Dec 2020 14:11 WIB

Negara Eropa Tutup Perbatasan dengan Inggris, Pound Anjlok

Inggris-UE mencoba mencapai kesepakatan perdagangan sebelum periode transisi Brexit.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
poundsterling
poundsterling

EKBIS.CO,  LONDON -- Pound anjlok terhadap dolar AS di perdagangan Asia pada hari Senin (21/12). Melemahnya nilai tukar ini karena beberapa negara Eropa menutup perbatasan mereka dengan Inggris.

Mata uang Inggris turun 1,2 persen di tengah kekhawatiran baru tentang kasus Covid-19 di Inggris dan Uni Eropa lainnya melewatkan tenggat waktu Brexit, dilansir di BBC, Senin (21/12). Dolar AS terangkat setelah rencana 900 miliar dolar AS untuk membantu ekonominya mengatasi pandemi virus corona telah disepakati.

Pembicaraan perdagangan pasca-Brexit akan dilanjutkan pada Senin antara negosiator. Inggris dan UE mencoba mencapai kesepakatan perdagangan sebelum periode transisi Brexit berakhir pada 31 Desember.

Negosiasi yang terhenti sebagian bertanggung jawab atas fluktuasi pound selama beberapa pekan terakhir, dengan mata uang jatuh serendah 1,32 dolar AS. Penguatan beruntun empat hari mendorongnya kembali ke hanya di bawah 1,36 dolar AS, sebelum berbalik arah lagi.

Negara-negara Eropa telah mulai memberlakukan larangan perjalanan di Inggris setelah melaporkan varian virus corona yang lebih menular dan di luar kendali selama akhir pekan. Irlandia, Jerman, Prancis, Italia, Belanda, dan Belgia semuanya menghentikan penerbangan.

Pada Sabtu (19/12), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperkenalkan pembatasan tier empat tingkat baru untuk London dan Inggris Tenggara. "Berita lockdown dan kebuntuan di Brexit membuat pasar gugup," kata ahli strategi mata uang senior National Australia Bank Rodrigo Catril.

Salah satu masalah utama adalah akses ke perairan Inggris untuk memancing.  Sementara industri perikanan hanya menyumbang 0,1 persen dari produk domestik bruto (PDB), ini memiliki signifikansi politik yang tinggi.

Jika kesepakatan perdagangan tidak tercapai pada akhir bulan, perusahaan Inggris akan kembali berdagang dengan UE di bawah aturan yang ditetapkan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Ini berarti impor dan ekspor ke UE akan dikenakan tarif yang dinegosiasikan WTO, yang pada dasarnya adalah pajak atas barang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement