EKBIS.CO, LONDON -- Jumlah pengunjung yang berbelanja di toko-toko Inggris pada Boxing Day meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, terutama di London. Hal tersebut menandai awal yang kuat dalam perburuan barang murah pasca-Natal.
Dilansir Zawya, kemarin, Kelompok riset MRI Software mengatakan, jumlah pengunjung meningkat empat persen di seluruh tujuan ritel Inggris pada 26 Desember. Tanggal 26 Desember dikenal di Inggris sebagai Boxing Day dan sudah ada pada era Victoria. Hanya saja ketika itu, orang kaya akan menyumbangkan sisa makanan dan barang dari perayaan Hari Natal kepada orang miskin.
Toko-toko di pusat kota London mengalami lonjakan terbesar, dengan MRI - yang sebelumnya disebut Springboard - memperkirakan lonjakan jumlah pengunjung sebesar 10,6 persen. Hal itu mungkin pula karena masuknya wisatawan untuk liburan.
Jumlah pembelanja secara keseluruhan masih lebih lemah dibandingkan angka sebelum pandemi, dengan jumlah pembelanja sebesar 14,9 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2019. Hal ini mencerminkan dampak inflasi dan peralihan ke belanja online terhadap belanja rumah tangga.
"Banyak orang mungkin memperketat pengeluaran dompet mereka mengingat status biaya hidup, atau mungkin masih menghabiskan waktu bersama keluarga mereka pada Boxing Day dan tidak pergi ke toko dan tujuan hingga akhir pekan ini,"
Marketing and Insights Director MRI Jenni Matthews mengatakan, untuk semua penjualan ritel, termasuk online dan di dalam toko, analisis GlobalData untuk layanan pemasaran internet VoucherCodes memperkirakan penurunan 2,9 persen pada Boxing Day ini menjadi 3,68 miliar pound (4,69 miliar dolar AS). Untuk keseluruhan minggu 25-31 Desember, laporan tersebut memperkirakan penurunan sebesar 3,8 persen.
Namun penjualan menjelang Natal meningkat dibandingkan tahun lalu. Data Mastercard, yang mengukur penjualan ritel di dalam toko dan online, menunjukkan kenaikan nilai penjualan sebesar 2,6 persen tahun-ke-tahun untuk periode 1 November-Desember.
"Volume belanja konsumen Inggris selama periode tersebut mencapai puncaknya selama Black Friday. Karena pembeli pintar mencari promosi untuk memaksimalkan belanja mereka dan mengendalikan inflasi," kata Mastercard.