Oscar menjelaskan kenaikan signifikan harga Bitcoin terjadi karena permintaan yang masif. Setidaknya banyak perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang memborong Bitcoin.
Misalnya perusahaan asuransi, Massachusetts Mutual Life Insurance, yang memborong Bitcoin senilai 100 juta dolar AS atau setara Rp 1,4 triliun. Perusahaan Wall Street juga mengumumkan telah berinvestasi senilai 530 juta dolar AS per satu Bitcoin.
Ada perusahaan teknologi, MicroStrategy, mengumumkan telah membeli Bitcoin tahap pertama senilai 250 juta dolar AS dan tahap kedua senilai 225 juta dolar AS.
“Permintaan masif terhadap Bitcoin tersebut memberikan dampak yang cukup besar terhadap kenaikan harga,” ucapnya.