Seperti diketahui, kelompok 20 negara besar (G20) mengadopsi ‘kapasitas menyerap kerugian total’ (total loss absorbing capacity/ TLC) pada 2015 sebagai standar untuk memastikan lembaga keuangan terbesar di dunia mempunyai sumber daya untuk melakukan restrukturisasi apapun. Standar ini juga memastikan dukungan dari publik diambil seminimal mungkin.
Sedangkan, menurut para analis, lebih dari 4 ribu bank kecil dan tidak terdaftar di China memiliki kebutuhan pendanaan yang lebih akut. Kondisi ini terjadi meski 200 miliar yuan obligasi khusus pemerintah setempat tahun ini sudah digelontorkan untuk membantu rekapitalisasi bank-bank regional.
Banyak cara yang dapat dilakukan bank untuk mengumpulkan dana. Di antaranya, obligasi tier-two, obligasi abadi untuk bank besar, penawaran saham publik, suntikan modal strategis dan investasi yang dipimpin pemerintah untuk pemberi pinjaman lebih kecil.
Terlepas dari banyaknya pilihan, bank menghadapi tantangan dalam menarik investor, terutama bank kecil. "Bank kecil akan kesulitan mendapatkan pengakuan dari investor," kata analis Wang Yifeng dari Everbright Securities.
Kekhawatiran tentang risiko kredit untuk bank kecil juga telah menurunkan kepercayaan pada instrumen modal yang diterbitkan oleh bank regional. Pada akhir pengumpulan dana, terutama melalui deposito, pemberi pinjaman besar akan lebih disukai dibandingkan yang regional.