EKBIS.CO, JAKARTA -- Geliat bertani di pekarangan mendapat dukungan dari berbagai unsur masyarakat. Tidak terkecuali dari pihak swasta. Salah satunya dalam program Corporate Social Responsibilty (CSR) Pertamina Hulu Mahakam (PHM). Perusahaan ini mendorong masyarakat khususnya anak muda milenial menjadi petani dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada.
CSR PHM membina gabungan kelompok petani (gapoktan) dengan anggota sekitar 150 orang yang fokus ke pertanian tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan.
Indra, salah satu tim penanggungjawab kegiatan CSR PHM mengatakan, pihaknya berkoordinasi dengan penyuluh pertanian dalam pelaksanaan kegiatan hingga mengadopsi model kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di mana terdapat pertanaman pekarangan, peternakan, usaha pangan dan nonpangan.
“Model pekarangan pangan ini kita kembangakan antara lain sayur-sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, terong dan cabai. Ada juga peternakan lele dan ayam serta usaha pengolahan pangan maupun non pangan seperti pembuatan kompos,” kata Indra dalam Siaran Pers Kementerian Pertanian, Senin (28/12).
Ia mengatakan, hasil panen sayuran kelompok ditampung oleh jasa katering PHM dengan pegawai sekitar 400 orang. Sebagian dikonsumsi oleh rumah tangga dan sebagian lagi dijual untuk umum.
“Rumah tangga bisa menghemat pengeluaran pembelian sayuran sekitar Rp 10 ribu per hari, sedangkan hasil ternak lele dijual ke pengepul rata-rata 1 ton per bulan dengan harga sekitar Rp 18 ribu per kg,” turut Samingan, Ketua Gapoktan Purnama yang menjadi pelaksana kegiatan CSR PHM.
Pengembangan pekarangan sebagai sumber pangan mendapat dukungan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Syahrul berpesan agar masyarakat memanfaatkan pekarangannya sebagai kebun keluarga. Dia berharap di pekarangan pekarangan warga itu bisa ditanam berbagai jenis tanaman mulai dari sayur buah dan tanaman lain yang bermanfaat, bahkan peternakan dan perikanan.
"Ini yang menjadi kekuatan. Kita berharap tanaman pekarangan bisa menopang kebutuhan pangan sehingga ketahanan pangan tetap terjaga. Itu yang kami dorong saat ini," ujarnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi menuturkan, P2L telah menjadi kebutuhan di tengah kondisi pandemi yang masih melanda. Menurutnya, dengan bertanam di pekarangan tidak saja menghasilkan bahan pangan yang dibutuhkan. Namun, masyarakat juga memiliki aktifitas yang menyehatkan sehingga imunitas dapat meningkat, dan terhindar dari Covid-19.
“Bertanam di pekarangan itu selain dapat menghasilkan bahan pangan, juga menyehatkan karena kita bergerak dan fisik menjadi lebih sehat,” kata Agung.
Agung mengatakan, kegiatan P2L akan terus dikembangkan dan diperluas agar masyarakat mengenal dan mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri dari pekarangan.