EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Maybank Indonesia Tbk telah menyalurkan kredit segmen community financial service (CFS) non ritel senilai Rp 38,7 triliun. Sebesar Rp 22,6 triliun di antaranya merupakan kredit sektor UMKM.
Direktur CFS Maybank Indonesia Steffano Ridwan mengatakan, adapun penyerapan kredit terhadap portofolio UMKM sebesar 78 persen sebagai kredit modal kerja UMKM jangka pendek untuk membiayai operasional usaha, piutang dagang, pembelian bahan baku dan sebagainya.
Sisanya sebesar 22 persen digunakan sebagai pinjaman investasi berjangka panjang untuk mendorong kebutuhan usaha UMKM seperti membiayai proyek investasi, perluasan usaha, pembelian alat produksi, dan lainnya.
Ia melanjutkan, penyaluran kredit usaha perusahaan dilandasi pada prinsip pemberdayaan komunitas. "Bank harus mampu mengikuti dinamika kebutuhan UMKM yang diwujudkan dalam berbagai kemudahan proses penyaluran kredit yang cepat, sederhana, dan fleksibel," kata Steffano dalam keterangan resmi, Rabu (6/1).
Steffano menjelaskan solusi unggulan Maybank Indonesia dalam menyalurkan fasilitas kredit bagi UMKM dilakukan dengan berbagai mekanisme. Pertama, melalui program supply chain yang mengintegrasikan sebanyak 73 UMKM dengan peran masing-masing yaitu produsen, distributor, supplier, reseller hingga retailer atau hulu hingga hilir dalam kesatuan jaringan usaha.
Kedua, disalurkan melalui kemitraan dengan institusi perbankan/nonperbankan dalam program MyLinkage, seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR), kemitraan dengan koperasi plasma sawit serta dalam bentuk modal ventura.
Pada Desember 2019, Maybank Indonesia telah menyalurkan total kredit sebesar Rp 4,1 triliun melalui program kemitraan MyLinkage. Steffano melanjutkan sesuai visi Maybank Indonesia humanising financial services, bank berupaya untuk memberikan akses pembiayaan yang beragam, mudah dijangkau dan sesuai dengan fitur nasabah UMKM dalam menjalankan roda usahanya. Terlebih mengingat kontribusi penting para pelaku UMKM terhadap ketahanan perekonomian nasional.