Rabu 06 Jan 2021 14:24 WIB

Pemerintah Sebaiknya Fokus Genjot Produktivitas Kedelai

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kedelai terbesar di dunia setelah China.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani kedelai
Petani kedelai

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta menyarankan agar pemerintah lebih baik fokus pada upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kedelai nasional.

Pasalnya, petani kedelai di Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan yang membuat kedelai produksi tidak bisa terserap oleh pasar secara maksimal. Itu disebabkan beberapa hal, seperti kualitas dan harga yang tidak bisa bersaing dengan kedelai impor. Karena itu, peningkatan produktivitas penting untuk diusahakan.

Baca Juga

Felippa menuturkan, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kedelai terbesar di dunia setelah China. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan impor kedelai Indonesia sepanjang semester-I 2020 mencapai 1,27 juta ton atau senilai 510,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,52 triliun (kurs Rp 14.700).

Sebanyak 1,14 juta ton diantaranya berasal dari Amerika Serikat. Sementara itu, dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, total impor kedelai mencapai 2,67 juta ton tahun 2017, lalu 2,58 juta ton pada 2018 dan 2,67 juta ton pada 2019.

“Impor sebenarnya dibutuhkan karena ada kesenjangan antara kebutuhan dengan ketersediaan. Selain itu, kedelai nasional juga sulit terserap karena tidak mampu bersaing dengan kedelai impor yang lebih berkualitas baik dengan harga lebih murah," kata kata Felippa dalam pernyataan resmi CIPS, Rabu (6/1).

Selain problem produktivitas, faktor harga jual di tingkat petani dinilai berpengaruh besar terhadap pengembangan kedelai lokal. Tidak jarang petani kedelai memilih menanam komoditas lain.  

Ia menuturkan, terdapat beberapa hal yang memengaruhi rendahnya produktivitas kedelai nasional. Pertama adalah faktor iklim yang memengaruhi produktivitas kedelai nasional.

Kedelai adalah tanaman yang sebenarnya merupakan tanaman sub-tropis, sehingga pertumbuhan di daerah tropis seperti Indonesia menjadi tidak maksimal. Iklim adalah salah satu faktor yang memengaruhi tingkat produktivitas. Usaha produksi kedelai di Indonesia harus menyesuaikan dengan pola dan rotasi tanam. Hal ini disebabkan karena petani belum menilai kedelai sebagai tanaman utama.

Selain itu, lanjut Felippa, kedelai adalah jenis tanaman yang membutuhkan kelembaban tanah yang cukup dan suhu yang relatif tinggi untuk pertumbuhan yang optimal.

Sementara itu di Indonesia, curah hujan yang tinggi pada musim hujan sering berakibat tanah menjadi jenuh air. Selain itu drainase yang buruk juga menyebabkan tanah juga menjadi kurang ideal untuk pertumbuhan kedelai.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement