Zhao mengatakan, Beijing akan menjaga kepentingan dan martabatnya, tapi tidak memberikan indikasi kemungkinan pembalasan. Pemerintah telah membuat pernyataan serupa terhadap sanksi AS sebelumnya tanpa mengambil tindakan.
Xinjiang merupakan pemasok kapas utama bagi produsen pakaian di China serta Bangladesh, Vietnam, dan negara lain. Kondisi itu membuat larangan AS berpotensi menjadi tantangan bagi pengusaha retail atau pakaian yang akan diminta untuk memastikan produk mereka terbebas dari kapas Xinjiang.
Dengan kondisi itu, Zhao memperingatkan, larangan AS akan mengganggu rantai pasok global. “Larangan ini merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen di semua negara, termasuk Amerika sendiri,” ujarnya.
Xinjiang juga merupakan pemasok utama pasta tomat untuk makanan asing. Pasar utamanya adalah Eropa dan Timur Tengah.
Pemerintah AS mencatat, Negeri Paman Sam telah mengimpor komoditas kapas senilai 9 miliar dolar AS langsung dari China pada tahun lalu.
Sebelumnya, pada Desember, Washington memberlakukan larangan impor dari perusahaan yang mengontrol sekitar sepertiga dari produksi kapas Xinjiang. Pemerintah mengatakan, telah menghentikan pengiriman senilai 2 juta dolar AS.
Kanada dan Inggris juga telah mengumumkan rencana pemblokiran impor barang-barang yang diproduksi dengan cara kerja paksa.
Pemerintahan Trump diketahui telah memblokir impor dari tiap perusahaan yang terkait kerja paksa di Xinjiang. Keputusan ini termasuk memberlakukan larangan perjalanan dan memberikan sanksi lainnya pada pejabat Partai Komunis yang memiliki peran penting dalam kampanye.