Australia, ucap Payne, menyampaikan keprihatinan serius dari mitra internasional, seperti Inggris tentang pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. "Termasuk dalam kaitannya dengan kerja paksa dan penahanan sewenang-wenang," ucap Payne yang dikutip dari Bloomberg pada Ahad (17/1).
Menurut Payne, perusahaan Australia yang mencari produk dari Xinjiang perlu melakukan uji tuntas ke dalam rantai pasokan dan pemasok mereka.
Hubungan antara Australia dan China sebagai mitra dagang utamanya, memang memburuk sejak 2018 ketika Huawei Technologies Co dilarang membangun jaringan 5G di Australia. Kondisi ini semakin memanas setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona pada tahun lalu.
Sikap Australia kemudian dibalas China dengan menyetop pembelian berbagai komoditas Australia, termasuk batu bara, jelai, gula, kayu, anggur, dan lobster.