Suasana yang lebih tenang pada gilirannya mendorong mata uang safe haven dolar AS, menarik pasar bearish yang sangat singkat. Spekulan meningkatkan posisi jangka pendek bersih dolar mereka ke yang terbesar sejak Mei 2011 pada pekan yang berakhir 12 Januari.
Juga terbukti adalah keraguan tentang seberapa banyak paket stimulus Presiden AS terpilih Joe Biden akan berhasil melewati Kongres mengingat oposisi dari Partai Republik, dan risiko lebih banyak kekerasan pada pelantikannya pada Rabu (20/1).
Di tempat lain di pasar Asia, Nikkei Jepang tergelincir 0,8 persen dan menjauh dari level tertinggi dalam 30 tahun. MSCI'S All Country World Index, yang melacak saham di 49 negara, menyusut 0,1 persen, penurunan untuk sesi kedua berturut-turut setelah mencapai rekor tertinggi minggu lalu.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 16,42 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.389,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 9,51 poin atau 0,96 persen ke posisi 988,26.
Secara sektoral, lima sektor meningkat dengan sektor konsumer paling tinggi yaitu 2,22 persen, diikuti sektor manufaktur dan sektor aneka industri masing-masing 1,12 persen dan 0,95 persen. Sedangkan lima sektor terkoreksi dengan sektor pertanian paling dalam yaitu minus 3,12 persen, diikuti sektor pertambangan dan sektor industri dasar masing-masing minus 2,89 persen dan minus 0,26 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp 195,75 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.907.299 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 35,49 miliar lembar saham senilai Rp 23,77 triliun.