Yellen juga mengatakan dia setuju bahwa pemotongan pajak perusahaan Presiden Donald Trump tahun 2017 telah meningkatkan daya saing bisnis Amerika, dan bahwa Biden tidak mengusulkan untuk menaikkan pajak perusahaan ke tingkat sebelum tahun 2017. Namun dia mengatakan, penting juga bagi perusahaan dan individu kaya untuk membayar bagian yang adil.
“Sebagai Menteri Keuangan, dia memang memiliki agenda yang cukup progresif yang ingin dia jual,” kata Jack Ablin, kepala investasi di Cresset Capital Management.
"Saya pikir dia harus menempuh garis tipis antara menampilkan dirinya sebagai pembuat kebijakan berkepala dingin, tetapi pada saat yang sama merangkul rencana fiskal yang cukup besar dari Presiden terpilih Biden."
Sebagai kepala Fed dan wakil ketua sebelumnya, Yellen memimpin bank sentral selama periode suku bunga rendah ketika ekonomi bangkit dari krisis keuangan. Dalam sebuah langkah yang dapat merongrong kritik apa pun terhadapnya karena terlalu dovish terhadap kebijakan, dia berada di pucuk pimpinan The Fed ketika membuat keputusan kontroversial pada Desember 2015 untuk menaikkan suku bunga dari nol.
Setelah Presiden Donald Trump sering menyerukan dolar AS yang lebih lemah untuk meningkatkan ekspor AS, Yellen pada Selasa (19/1) membahas sikap Departemen Keuangan terhadap greenback, mengatakan nilai dolar dan mata uang lainnya harus ditentukan oleh pasar dan bahwa Amerika Serikat harus menentang upaya-upaya negara lain untuk memanipulasi nilai mata uang secara artifisial guna mendapatkan keuntungan perdagangan.
Win Thin, kepala strategi mata uang global di BBH, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa komentar mata uang Yellen adalah bagian dari upaya "yang dimaksudkan untuk menandakan perubahan luas dalam kebijakan dari pemerintahan Trump yang akan berakhir."
"Jika tidak ada yang lain, pasar tidak akan lagi tunduk pada volatilitas terkait cuitan dan itu hal yang baik," katanya.