EKBIS.CO, JAKARTA -- United Airlines mengalami kerugian sangat besar sepanjang 2020 lalu. Dilansir AP News, Kamis (21/1), maskapai penerbangan utama di Amerika Serikat (AS) ini telah kehilangan 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 26,6 triliun dalam tiga bulan terakhir.
Kerugian itu lebih besar dari perkiraan analis. Meski jumlah penumpang telah mengalami peningkatan sejak Mei 2020, kerugian serupa diperkirakan akan kembali terjadi pada kuartal pertama tahun 2021 seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19.
Sementara itu, sepanjang 2020 United Airlines kehilangan hingga 7,1 miliar AS atau nyaris Rp 100 triliun. Kerugian tersebut merupakan yang terbesar sejak perusahaan mengalami kebangkrutan besar pada 2005.
Perusahaan yang berkaitan dengan industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Hal tersebut lantaran penurunan tajam dalam aktivitas perjalanan setelah diberlakulannya lockdown di sejumlah negara bagian.
Tidak hanya berdampak terhadap pendapatan, pandemi juga telah membuat pelaku industri penerbangan memangkas sebagian besar jumlah karyawannya. Hal tersebut termasuk dilakukan oleh pemasok peralatan pertahanan asal AS, Raytheon Technologies Corp,
Pada tahun lalu, perusahaan berencana memangkas lebih dari 15 ribu pekerja dari perusahaannya. Pemangkasan terutama dilakukan di perusahaan pembuat mesin jet Pratt & Whitney serta produsen peralatan penerbangan dan militer Collins Aerospace.