EKBIS.CO, JAKARTA -- UNDP Indonesia menilai pendampingan untuk pelaku UMKM perempuan dan laki-laki harus dibedakan. Karena pendekatannya akan berbeda.
"Memang harus banyak program-program yang ditargetkan untuk perempuan, dan perlu lebih banyak pendampingan, jangan modal saja," kata UNDP Indonesia Country Economist, Rima Prama Artha dalam webinar Covid-19's Impact on Indonesian MSMEs, Kamis (21/1).
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Womanpreneur Community, Irma Sustika menjelaskan, dalam mengembangkan bisnis UMKM perempuan, ia membuatkan komunitas yang dapat saling mendukung. Womenpreneur Community telah melakukan pembinaan dan pendampingan dari hulu sampai hilir dan membukakan akses pasar serta pembiayaan kepada bisnis-bisnis mereka.
Ia mengakui memang akses permodalan masih menjadi hal yang sulit untuk pelaku UMKM perempuan. Namun, itu bukan hal yang utama.
"Kalau pembiayaan dulu pasar tidak ada, dana yang diterima akan habis, kita benahi dulu produknya, lalu akses pasar dibuka, sehingga pada saat membutuhkan pembiayaan itu jelas," ujar Irma.
Menurutnya, dengan cara seperti itu, usaha-usaha mereka bisa lebih mudah beradaptasi dalam 10 bulan pandemi. Selama pandemi, Womanpreneur Community telah membawa produk-produk dari desa untuk masuk ke kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini untuk mengatasi ongkos kirim yang mahal.
"Kita kolaborasi, semua pelaku usaha di komunitas kita saling dukung, perkuat rantai pasok, lalu bagaimana produk-produk desa bantu dipasarkan. Saling bantu untuk menarik sesama perempuan, agar ayo bagaimana tetap tumbuh di masa yang tidak mudah ini," tutur Irma.