Domestic Marketing Manager PT Arutmin Indonesia Andre Prasetyo menjelaskan pasokan batu bara di sejumlah PLTU PLN, terutama di Pulau Jawa, mengalami kelangkaan. Ia mengatakan sedang melakukan pembahasan dengan pemerintah terkait kendala ini.
"Ditjen Minerba sudah panggil beberapa perusahaan, termasuk kami, untuk diskusi mengatasi kelangkaan suplai batu bara. Kami sudah berikan komitmen kami akan suplai seperti biasa, tapi karena ada banjir di Kalsel, kena tambang kami, saya rasa bukan hanya kami, melainkan semua penambang di Kalsel akan terdampak komitmen yang sudah disepakati," kata Andre.
Kondisi ini juga diamini oleh Kementerian ESDM. Direktur Bina Program Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid Agung mengatakan bahwa pemenuhan batu bara untuk kebutuhan pembangkit saat ini memang menantang karena bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) untuk mengawal terjaminnya pasokan batu bara untuk pembangkit. "Memang kami juga melakukan banyak koordinasi. Tadi ditambah bencana sehingga timbulkan produksi berkurang dan dikhawatirkan pasokan ke PLTU terhambat. Ini baru kami konsolidasikan terus," ujar Wafid.
Menurut data Kementerian ESDM stok batu bara untuk PLTU, seperti di PLTU Suralaya 8, PLTU Indramayu, dan PLTU Paiton 9, dalam kondisi kekurangan. Rata-rata stok batu bara di pembangkit PLN tersebut hanya tersedia untuk 5—7 hari.