Di sisi lain, Deni menambahkan, generasi milenial juga harus menyadari, SBN ritel bukan satu-satunya instrumen keuangan yang harus disiapkan. “Dana darurat juga disiapkan. Setelahnya, baru bisa investasi di instrumen yang lebih agresif seperti saham,” tuturnya.
Tapi, Deni mengapresiasi keterlibatan investor muda dalam berinvestasi di instrumen SBN ritel, termasuk ORI. Berdasarkan catatannya, milenial atau mereka yang kelahiran tahun 1980-2000 ini berkontribusi 30 sampai 40 persen dari total investor dua instrumen ORI sebelumnya, yakni ORI017 dan ORI018.
Deni menjelaskan, dari sisi nilai investasi, generasi milenial memang tidak menyumbang secara signifikan. Nilainya masih lebih rendah dibandingkan generasi baby boomers yang sudah terlebih dahulu mapan.
Meski demikan, Deni menekankan, kontribusi milenial merupakan tren positif untuk meningkatkan keterlibatan investor dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi suatu negara yang mandiri dalam mencari modal pembangunan dan tidak bergantung pada pembiayaan dari luar negeri.
"Harapannya, begitu generasi milenial punya budaya dan kesadaran manfaat investasi, ketika mereka beranjak dewasa dan penghasilan meningkat, dia juga meningkatkan porsi investasinya," ucapnya.