Menurut dia, hal itu dilakukan guna mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
"Esensinya pertumbuhan ekonomi itu penting, tapi jauh lebih penting pemerataan pada wilayah-wilayah di NKRI. Itulah pikiran Bapak Presiden untuk membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak membangun pada satu wilayah tertentu," ujar Bahlil Lahadalia.
Berdasarkan data BKPM, sepanjang periode 2016-2020 investasi di luar Jawa terus menggeliat. Pada 2016, proporsi realisasi investasi di Jawa mencapai 53,6 persen, sedangkan di luar Jawa mencapai 46,4 persen. Pada 2017, proporsi investasi luar Jawa sempat turun menjadi 43,7 persen sementara di Jawa mencapai 56,3 persen.
Setahun kemudian pada 2018 proporsi investasi di luar Jawa tumbuh tipis menjadi 43,8 persen sementara investasi di Jawa mencapai 56,2 persen. Selanjutnya pada 2019 investasi luar Jawa mencapai 46,3 persen dan di Jawa sebesar 53,7 persen. Kemudian pada 2020, investasi luar Jawa melampaui investasi di Jawa menjadi 50,5 persen sementara investasi di Jawa mencapai 49,5 persen.