EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan, realisasi penanaman modal pada sektor industri manufaktur tahun ini bisa mencapai Rp 323,56 triliun. Optimisme itu didukung dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja serta membaiknya dunia pascavaksinasi.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, ada beberapa sektor yang masih menjadi primadona para investor dalam menanamkan modalnya pada tahun ini. Di antaranya industri makanan dan minuman, logam dasar, otomotif, serta elektronik.
“Kami juga akan dorong, antara lain pengembangan investasi di industri farmasi dan alat kesehatan,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (27/1). Berbagai sektor tersebut merupakan prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya merupakan sektor manufaktur yang memberikan kontribusi terbesar dalam realisasi nilai investasi pada 2020. Hal itu dengan menggelontorkan dananya sebesar Rp 94,8 trilun atau menyumbang hingga 11,5 persen.
“Secara khusus, meningkatnya investasi di sektor industri logam sejalan dengan keinginan pemerintah memperkuat hilirisasi industri. Sekaligus pembatasan ekspor mineral justru mendorong peningkatan investasi di sektor tersebut,” tutur Agus.