Pahala menyebut sinergitas antarlini, baik antarBUMN maupun dengan kementerian/lembaga terkait tak hanya akan menguatkan ketahanan pangan dalam negeri, melainkan juga membuat Indonesia menjadi produsen disegani di dunia. Untuk menuju ke sana, Pahala tak menampik bahwa hal tersebut memerlukan waktu, meski bukan hal yang mustahil.
"Indonesia memiliki potensi sebagai pemain kelas regional, minimal untuk komoditas gula karena RNI dan PTPN punya fasilitas produksi on form dengan luasan dan kapasitas produksi paling besar di Asia Tenggara," sambung Pahala.
Indonesia, lanjut Pahala, bahkan pernah menjadi eksportir gula. Pencapaian ini yang ingin kembali dilakukan BUMN dengan holding pangan. Pahala mengatakan Indonesia memerlukan perbaikan operasional, modernisasi pertanian, hingga recofusing pada industri gula. Kementerian BUMN, ucap Pahala, juga tengah menyusun peta jalan pemanfaatan sekitar 30 pabrik gula milik RNI dan PTPN agar mampu kembali produktif.
"Saya percaya ini bisa dilakukan tiga tahun sampai lima tahun sepanjang kita bisa secara fokus melakukan pengembangan secara baik," lanjut dia.
Pahala mengatakan peningkatan produktivitas gula guna menekan ketergantungan impor merupakan arahan dari Presiden Jokowi. Pahala menilai proses mengurangi ketergantungan akan impor gula akan dilakukan secara bertahap hingga 2024.