Dorodjatun mengatakan ketimpangan pasokan vaksin juga bisa menjadi faktor yang mendorong lambannya pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini semakin memperparah ketimpangan antarnegara yang sudah lebih dahulu tercipta sebelum adanya pandemi.
"Perekonomian dunia terancam oleh semakin melebarnya kesenjangan di antara negara-negara miskin dan kaya," lanjut dia.
Dorodjatun berharap Indonesia mampu melakukan antisipasi dengan melihat kondisi kesehatan dan perekonomian secara menyeluruh dan aktual. Kata Dorodjatun, Indonesia yang juga merupakan negara kedelapan dalam kelompok 20 besar di dunia dari sisi PDB harus mampu mempertahankan posisi ini. Pemerintah, sambung Dorodjatun, tetap harus memberikan perhatian terhadap sektor UMKM maupun perusahaan kecil dan menengah agar mampu bertahan di masa pandemi.
"Sudah banyak perusahaan kecil di AS bangkrut. Persoalan perusahaan kecil langsung terasa begitu tidak mampu membayar sewa karena menurunnya konsumsi masyarakat," kata Dorodjatun.