“Keunggulan dari sistem ini mengedepankan keamanan transmisi data pengukuran melalui enkripsi data dan penggunaan big data pada proses tabulasi data yang meningkatkan reliabilitas dari sistem ini. Selain itu alat ini juga memiliki fitur unggulan adaptif, sehingga kami menyebutnya dengan Adaptive Monitoring System (AiMS),” imbuhnya.
Sistem pemantauan air limbah tersebut telah dipasang dan dioperasikan pada salah satu industri manufaktur tekstil dan garmen yang berlokasi di Surakarta, yaitu PT Dan Liris.
PT Dan Liris sendiri telah beroperasi sejak tahun 1974, dimana saat ini telah memiliki pasar di 20 negara dan pasar domestik, serta didukung lebih dari 8.000 tenaga kerja terampil.
Perusahaan tersebut menghasilkan 7,5 juta produksi garmen per tahun dan 55 juta meter kain per tahun serta memiliki 2.800 mesin jahit. Dalam operasionalnya, perusahaan ini mengeluarkan debit air 1.600 m3/hari, sehingga keberadaan alat tersebut juga mendukung program standard industri hijau dalam hal reuse air serta memperkuat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dengan mengevaluasi secara periodik dari kualitas air limbahnya.
Atas dasar itu, Doddy menyampaikan apresiasinya terhadap pemanfaatan alat tersebut. Penerapan di PT Dan Liris merupakan generasi kedua yang dikembangkan sejak tahun 2019 dan telah memasuki tahapan uji durability.
“Untuk itu saya mengapresiasi BBTPPI sebagai unit pelaksana teknis bidang pencegahan pencemaran industri yang telah menciptakan inovasi dalam melayani kebutuhan industri. Melalui sistem monitoring air limbah ini, saya berharap dapat mendorong lebih banyak lagi ide yang sejalan dengan inisiatif Kementerian Perindustrian,” tandasnya.