"Jadi kita lihat keseimbangan semua, harga di tingkat petani jangan sampai jatuh betul. Jangan hanya produsen saja yang nikmati tapi konsumen yang tanggung, sebaliknya jangan hanya konsumen yang menikmati tapi produsen digencet," tutur dia.
Kemendag, sambung Syailendra, saat ini tengah dalam proses meninjau ulang seluruh harga eceran tertinggi (HET). "Terutama untuk bahan pokok dan bahan penting yang ada kontribusi impornya. Setiap komponen, input-nya akan berpengaruh ke harga jual," jelasnya.
Ia mencontohkan, kedelai yang berkontribusi sekitar 70 persen dalam pembuatan tempe. Maka bila harga kedelai naik, harga tempe ikut naik. "Di awal, harga kedelai naik 30 persen. Maka harga tempe juga naik 20 sampai 21 persen," tutur dia.