Jumat 05 Feb 2021 10:31 WIB

Remitansi Gambia Mengerek Neraca Pembayaran Jadi Positif

Cadangan devisa bruto Gambia juga terus meningkat.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Gambia
Foto:

Wakil Gubernur Bank Sentral Gambia, Seeku Jaabi menyampaikan sistem pencatatan data pengiriman uang tercatat lebih baik. Selain itu terjadi pergeseran dari platform pengiriman uang informal ke formal karena pembatasan pergerakan.

"Ini membuat arus masuk yang tinggi yang tercatat tahun lalu," katanya pada konferensi online lalu.

Barry menambahkan pertumbuhan ekonomi Gambia diproyeksikan sekitar nol persen pada tahun 2020, yang jauh lebih baik daripada negara-negara tetangga yang bergantung pada pariwisata Afrika sub-Sahara. Negara tetangga rata-rata mencatat pertumbuhan PDBnya pada tahun 2020 diproyeksikan rata-rata kontraksi 10-11 persen.

Peningkatan produksi pertanian dan ketahanan di sektor konstruksi dan ritel makanan, setelah donor publik dan swasta mendanai distribusi paket makanan, mendukung output. Pertumbuhan diproyeksikan rebound menjadi enam persen pada 2021 dan rata-rata 6,5 persen dalam jangka menengah.

"Ini bisa terjadi jika pemerintah menerapkan paket stimulus yang termasuk dalam anggaran 2021 dan kondisi global menjadi normal," kata Barry.

IMF juga merekomendasikan Gambia untuk fokus pada konsolidasi fiskal dan meningkatkan manajemen utang. Risiko kesulitan utang tetap tinggi meski rasio utang terhadap PDB diproyeksikan turun dari 80,1 persen pada 2019 menjadi 76,4 persen pada 2020.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement