Jumat 05 Feb 2021 12:48 WIB

Motzint Original, Jenama Lokal yang Kini Miliki 500 Reseller

Pebisnis asal Bandung ini terus berinovasi dengan produk baru meski saat pandemi.

Red: Qommarria Rostanti
Salah satu produk Motzint Original.
Foto: Motzint Original.
Salah satu produk Motzint Original.

EKBIS.CO, BANDUNG -- Industri fashion masih menjadi ceruk menguntungkan bagi para pebisnis. Perkembangan mode yang dinamis membuat industri ini mampu bertahan, meski diterpa pandemi Covid-19.

Berbagai jenama fashion terus berinovasi mengeluarkan produk terbarunya agar terus dicintai konsumen. Salah satunya, jenama fashion asal Bandung, Motzint Original.

Sang pemilik, Gilang Permana Kencana (26 tahun) memilih bisnis fashion karena pangsa pasarnya yang luas. "Karena fashion semua orang membutuhkan, pangsa pasarnya luas, dan barangnya enggak cepat basi," ujar Gilang, Jumat (5/2).

Motzint Original fokus mengembangkan produk busana pria, seperti jaket trucker, celana chino, dan kaus. Namun, produk yang menjadi unggulan ini adalah celana cargo pendek dan panjang.

Motzint Original konsisten mengeluarkan produk baru setiap bulan, mulai dari kaus, kemeja, jaket, celana, hingga aksesoris fashion lainnya. Gilang dan timnya mampu memproduksi hingga 48 ribu produk per bulan. Perinciannya yakni celana 16 ribu produk, kaus 20 ribu produk, kemeja 8.000 produk, dan jaket 4.000 produk.

Dalam waktu dekat, Motzint Original akan mengeluarkan inovasi baru berupa celana jeans dan sandal kasual yang terbuat dari berbahan premium. Menurut Gilang, keunggulan Motzint Original terletak pada kualitasnya. Meski menggunakan bahan kualitas premium seperti cotton twill berbahan non-stretch untuk chino dan combed30s untuk kaus, harga produknya tetap ramah di kantong.

Harga produk yang ditawarkan mulai dari Rp 100 ribu untuk produk celana, Rp 80 ribu untuk kemeja, Rp 55 ribu untuk kaus, dan Rp 145 ribu untuk jaket. Keunggulan ini yang membuat Motzint Original tak hanya digandrugi pembeli pria, tetapi juga wanita.

Pria lulusan STIE Tridharma Bandung ini merintis usaha tersebut sejak 2018. Nama Motzint sendiri dipilih karena cukup mudah diingat dan terdengar unik.

Motzint Original kini memiliki 15 karyawan yang mengurus pesanan daring dan 500 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk proses produksi, dia  mempekerjakan 40 penjahit.

Gilang memberikan kiat agar produknya tetap digandrungi konsumen. Salah satunya, dia rajin memberikan harga promo, mulai dari 70 persen hingga 89 persen.

Harga promo yang diberikan bisa per produk, double deals, atau flash sale. "Pada awal pertama kali kami mengadakan flash sale, produk terjual 1.000 buah hanya dalam beberapa jam saja," kata dia.

Meski produknya sudah laris dan dikenal pencinta fashion, Gilang tetap menjaga kualitasnya. "Ini mungkin bisa menjadi semacam tips buat pengusaha serupa. Harga bersahabat, tapi kualitas tetap dijaga," ujarnya.

Pemberian promo dan diskon tersebut tidak terlepas dari kondisi konsumen yang banyak kesulitan dengan kondisi pandemi Covid-19. Pada tahun ini, Gilang berencana mengalokasikan sebagian keuntungan Motzint Original untuk berdonasi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Bantuan akan disalurkan oleh beberapa lembaga penyalur bantuan. "Atau kami bisa saja situasional, misalnya bantuan diberikan kepada warga yang terkena bencana alam, bentuknya bisa uang atau barang. Mudah-mudahan bisa terealisasi," kata dia.

Gilang yakin industri fashion masih bisa berkembang meski berada dalam situasi pandemi Covid-19. Dia berharap banyak pengusaha khususnya anak muda yang memiliki optimisme serupa.

Dari pengalamannya, ada sejumlah hal yang menjadi kunci dalam beradaptasi. Beberapa di antaranya adalah menguasai ekosistem daring yang memiliki pasar lebih luas.

Dia menyarankan pebisnis agar terus mempelajari sistem penjualan daring. Pikirkan pula mengenai biaya iklan untuk promosi hingga konten.

Jangan lupa untuk menentukan target pasar. Pebisnis harus paham tentang selera pasar dan perbanyak relasi. "Poin terakhir, khusus anak muda kalau bisa harus punya mentor yang punya pengalaman," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement