Dan secara global ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2020 terkontraksi 0,46 persen. Kontraksi terdalam dialami oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 14,43 persen. Kemudian diikuti penyedia akomodasi dan makan minum sebesar 6,83 persen. Sedangkan pertumbuhan tertinggi disumbang oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar Rp 8,48 persen.
"Pembatasan ekonomi dan mobilitas masyarakat yang menurun, menyebabkan transportasi terutama transportasi udara menurun," kata Wahyudin.
Bahkan Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci dan Bandara Muaro Bungo di tahun 2020 selama beberapa bulan sempat tidak ada aktivitas penerbangan komersil. "Kontraksi ekonomi di Jambi masih berada di bawah kontraksi nasional yang berada di angka 2 persen," katanya.