EKBIS.CO, WASHINGTON -- Mantan bos Amazon, Jeff Bezos, menduduki puncak daftar orang Amerika Serikat (AS) yang memberikan sumbangan paling banyak tahun lalu. Peringkat ini dirilis oleh Chronicle of Philanthropy yang membuat peringkat tahunan donatur AS.
Selama pandemi dan resesi, Chronicle of Philanthropy menemukan, banyak orang yang ‘ultra’ kaya memberikan serangkaian donasi secara lebih luas. Salah satunya dengan menyumbangkan jutaan dolar AS untuk pembangunan dapur makanan. Isu lain yang mendapatkan perhatian besar dari filantropis miliarder adalah perubahan iklim.
Bezos berada di posisi teratas daftar dengan menyumbangkan 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 139 triliun (kurs Rp 13.994 per dolar AS) untuk Bezos Earth Fund. Bezos yang pada pekan lalu mengundurkan diri untuk mencurahkan lebih banyak waktu dalam kegiatan filantropi dan proyek lainnya ini juga menyumbangkan 100 juta (Rp 1,4 triliun) untuk Feeding America, organisasi yang memasok lebih dari 200 bank makanan.
Berada dalam posisi berikutnya adalah mantan istri Bezos, MacKenzie Scott. Seperti dilansir di AP News, Selasa (9/2), ia memberikan 5,7 miliar dolar AS pada tahun lalu untuk 512 organisasi, termasuk bank makanan hingga organisasi layanan kemanusiaan.
Donor lain yang berkontribusi besar pada masa pandemi dan berupaya meningkatkan keadilan rasial adalah Jack Dorsey, salah satu pendiri Twitter. Menempati peringkat kelima, ia diketahui memberikan 1,1 miliar dolar AS untuk penggalangan dana pada akhir tahun dan mendistribusikan setidaknya 330 juta dolar AS kepada lebih dari 100 lembaga nonprofit.
Pemodal Charles Schwab dan istrinya, Helen, memberikan 65 juta dolar AS untuk membantu tunawisma di San Fransisco. Sementara, salah satu pendiri Netflix, Reed Hastings dan istrinya, memberikan 120 juta dolar AS untuk bantuan keuangan bagi siswa di kolese dan universitas kulit hitam.
Michael Jordan, pemain bola basket, menjanjikan 50 juta dolar AS kepada kelompok-kelompok penegak keadilan ras dan sosial.
Direktur Pusat Nasional untuk Filantropi Keluarga Nick Tedesco menjelaskan, terjadi kebangkitan sektor filantropi sepanjang tahun lalu. "Donor mendukung upaya pemulihan dan ketahanan melalui komunitas, terutama yang dipimpin oleh kulit berwarna," ujarnya.
Secara keseluruhan, 50 pendonor terbesar menyumbang 24,7 miliar dolar AS pada 2020, dibandingkan dengan 15,8 miliar dolar AS pada 2019. Tapi, hadiah itu berasal dari sebagian kecil miliuner. Hanya 23 dari orang-orang di Forbes 400 yang memberikan cukup bantuan.
Di sisi lain, banyak sumbangan senilai jutaan dolar AS datang dari orang-orang yang jauh lebih tidak kaya. Misalnya, Gordon Rausser, mantan dekan sumber daya alam di Universitas California, Berkeley.
Pemeringkatan The Chronicle didasarkan pada jumlah total yang diberikan dermawan pada 2020. Informasi ini berdasarkan penelitian ekstensif dengan para donor, penerima manfaat dan catatan publik.
Sebanyak 16 donor dalam daftar tahun ini, atau hampir sepertiga dari 50 filantropi, meraup kekayaan dalam bidang teknologi. Tercatat, 20 di antaranya tinggal di California.
Joe Gebbia, misalnya. Salah satu pendiri Airbnb yang mengalami kenaikan kekayaan bersih hingga 12 miliar dolar AS setelah penawaran umum perdana (IPO) perusahaannya pada Desember ini berada di posisi ke-47.
Selama 2020, Gebbia memberikan 25 juta dolar AS kepada badan amal San Fransisco yang menangani tunawisma dan membantu orang-orang yang menderita secara ekonomi akibat pandemi.