EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun sepanjang 2020. Laba tersebut turun 27,58 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 2,9 triliun.
Adapun laba operasional sebelum beban cadangan kerugian penurunan nilai naik 14 persen secara tahunan menjadi Rp 5,24 triliun dari sebelumnya Rp 4,58 triliun pada 2019. Hal ini didukung pertumbuhan pendapatan operasional sebesar sembilan persen secara tahunan, sedangkan upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi telah berkontribusi positif, antara lain biaya operasional dengan kenaikan hanya dua persen secara tahunan.
Rasio rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) net tercatat masih aman posisi 0,8 persen dan NPL bruto sebesar 1,9 persen. Adapun, baki kredit perseroan per akhir tahun lalu sebesar Rp 114,9 triliun atau turun 3,44 persen yoy dari Rp 119 triliun.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan pandemi Covid-19 banyak memberikan pelajaran bagi perusahaan mulai dari keterbatasan mobilitas yang mendorong akselerasi digital hingga perubahan perilaku nasabah yang semakin sadar akan pengelolaan keuangan dan investasi.
"Fenomena ini kami sambut dengan mengakselerasi kemampuan kami untuk menghadirkan solusi perbankan yang memungkinkan nasabah individu dan korporasi mengelola keuangannya di mana saja, didukung dengan kemudahan dan fleksibilitas dari layanan digital kami, serta berbagai program pemberdayaan dan edukasi untuk mendukung masyarakat menjaga kesehatan keuangannya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/2).
Menurutnya kemudahan dan fleksibilitas untuk transaksi, menabung dan berinvestasi yang ditawarkan channel digital Bank OCBC NISP terutama pada saat pandemi disambut baik nasabah, yang tercermin dari peningkatan jumlah maupun volume transaksi serta pengguna layanan. Pada layanan ONe Mobile untuk nasabah individu, terjadi peningkatan jumlah transaksi sebesar 58 persen secara tahunan, volume transaksi sebesar 92 persen secara tahunan, serta jumlah pengguna sebesar 41 persen secara tahunan.
Lebih lanjut, kesadaran nasabah individu untuk menabung dan berinvestasi serta nasabah korporasi yang masih menunda untuk berekspansi mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank OCBC NISP sebesar 26 persen secara tahunan, dana murah berkontribusi sebesar 42 persen.
Dari sisi lain, wealth management menjadi salah satu produk dan layanan yang dapat ditingkatkan seiring dengan berkembangnya literasi keuangan. Di tengah perlambatan ekonomi, produk investasi yang diminati adalah produk investasi dengan risiko rendah, salah satunya surat berharga negara ritel, Bank OCBC NISP turut menjadi mitra distribusi.