“Harga sawit itu sudah Rp1.040-Rp1.050 per kg. Crude oil diangka 45 dolar AS per barel sekarang selisih Rp5 ribuan jadi jumlah uang yg terkumpul oleh BPDP hanya cukup untuk men-support B30. Jadi secara kemampuan kami tidak bisa melakukan itu karena anggaran untuk insentifnya tidak cukup,” kata Dadan.
Selisih harga ini memang menjadi tantangan besar program biosolar. Pemerintah tahun lalu memutuskan untuk memberikan dukungan tambahan terhadap program mandatori B30 untuk tahun lalu.
Kebijakan diberikan menyusul anjloknya harga minyak dunia yang turut mengkerek Harga Indeks Pasar (HIP) Solar sehingga membuat gap atau selisih dengan FAME menjadi besar. Pemerintah tahun lalu gelontorkan bantuan untuk program B30 melalui APBN sebesar Rp 2,78 triliun.
Selain karena dananya juga tidak cukup, permintaan BBM juga alami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19 untuk itu jika dipaksakan program B40 hanya akan menimbulkan kerugian.
Menurut Dadan, tahun lalu saja target serapan B30 tidak mampu mencapai target yang sudah ditetapkan pada awal 2020. “Demand juga turun, buktinya target biodiesel juga juga nnggak tercapai sesuai sasaran awal. sekarang juga angkanya target lebih rendah dari tahun kemarin untuk 2021 ini,” kata Dadan.