Selasa 16 Feb 2021 15:50 WIB

Digital Channel, Suatu Keharusan yang Sulit Dihindari

Digitalisasi akan mendorong efisiensi karena banyak proses yang dapat dipotong.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Petugas melayani nasabah yang ingin mengajukan kredit perumahan rakyat (KPR) di kantor pusat BTN di Jalan Gajah Mada Nomor 1, Jakarta Pusat.
Foto:

 

Virtual expo 2021, BTN menggandeng 75 pengembang di Jabodetabek. Adanya dukungan pengembang tersebut, lebih dari 150 proyek perumahan bisa ditinjau dan dibeli masyarakat secara virtual melalui portal hutkprexpo.btnproperti.co.id.

Sementara Vice President Non Subsidized Mortgage and Consumer Lending Division BTN Suryanti Agustinar menambahkan di tengah pandemi sektor perumahan mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Meski dilakukan secara virtual namun kunjungan virtual expo mencapai satu juta pengunjung.

“Sebagai bank pemerintah kami harus pandai membuat langkah-langkah agar ekonomi perbankan tetap tumbuh. Kami bekerja sama dengan para developer dengan berbagai promo menarik dan luar biasa agar masyarakat semakin mudah memiliki rumah hunian,” ucapnya.

photo
Pengunjung sedang mengakses Virtual Property Expo.

Melalui virtual expo 2021, BTN memfasilitasi bunga KPR sebesar 4,44 persen selama setahun, serta bebas biaya-biaya seperti biaya administrasi, appraisal, provisi, dan tambahan top up tabungan senilai Rp 144 ribu sampai Rp 440 ribu tergantung besaran plafon yang diterima.

Dari pameran virtual, lanjut Nixon, sejumlah pembelian rumah yang diajukan sekaligus dengan KPR. “Pada 2020 yang menjadi akad KPR secara virtual diproses sebesar Rp 1,3 triliun sampai Rp 1,4 triliun. Awal yang baik bagi industri perumahaan,” ucap Nixon.

Meskipun nilai KPR online masih kecil, Nixon percaya jumlah ini akan terus meningkat pada masa depan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan efisiensi pada perseroan karena ada banyak proses yang bisa dipotong.

Sepanjang 2020, akad KPR subsidi menjadi salah satu pendorong dari penyaluran KPR di tengah pandemi Covid-19. Nixon mengaku masa awal kondisi perseroan cukup sulit dan sempat menyentuh titik terendah pada April sampai Mei 2020 bahkan pertumbuhan negatif. 

“Pertumbuhan KPR baru terlihat pada semester dua 2020 terutama pada Agustus sampai Desember (Rp 6 triliun) dan mendekati angka normal, disburse kita 65 persen dari kapasitas normal. Pada saat pandemi, bisa disebut 65 persen adalah sesuatu yang baik,” kata Nixon.

Berdasarkan data BTN, kredit perusahaan sepanjang tahun lalu tumbuh 1,7 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit konsumer tumbuh 3,2 persen sedangkan kredit komersial minus 9,6 persen. Adapun kredit konsumer paling besar disumbang oleh kredit KPR subsidi tumbuh 7,8 persen, kredit komersial terutama kredit konstruksi minus 0,8 persen, dan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 4,24 persen dengan tingkat coverage sebesar 117,30 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement