Meski masih dipenuhi risiko, AMRO menilai, kegiatan ekonomi di Indonesia sudah berangsur membaik dari kontraksi tajam pada kuartal kedua 2020. Pada tahun ini, ekonomi diperkirakan tumbuh rebound 4,9 persen dari pertumbuhan negatif 2,1 persen sepanjang 2020.
Selain pelaksanaan vaksinasi, sinergi kebijakan yang suportif dan berkelanjutan diharapkan dapat mengakselerasi pemulihan tahun ini. Sinergi ditujukan agar upaya pengurangan hingga penghapusan stimulus secara keseluruhan dapat berjalan dengan lancar.
Bantuan pembiayaan Bank Indonesia (BI) untuk surat utang pemerintah harus dihapuskan secara bertahap dengan penerapan rencana konsolidasi fiskal yang kredibel. Dalam hal ini, komitmen pemerintah untuk memulihkan batasan defisit ke level tiga persen pada 2023 dan seterusnya akan membantu memperkuat kepercayaan pasar.
Pemerintah harus mempertimbangkan untuk mengonsolidasikan posisi fiskal lewat peningkatan penerimaan pajak dan peningkatan efisiensi belanja.
Dalam jangka panjang, upaya pendalaman pasar keuangan seperti perluasan basis investor domestik perlu menjadi prioritas. Perluasan ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pasar obligasi terhadap volatilitas guncangan pada pasar modal.
Beberapa inisiatif terkini seperti Cetak Biru Pengembangan Pasar Uang 2025 BI dapat mempercepat perkembangan pasar keuangan pada tahun-tahun mendatang.
Kelanjutan reformasi di bidang diversifikasi ekonomi, iklim investasi, pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia hingga ekonomi digital juga harus menjadi perhatian pemerintah. "Program ini akan meningkatkan ketahanan Indonesia terhadap guncangan di masa depan," kata Khor.