Hanya Selandia Baru dan Singapura yang mengambil langkah lebih jauh. Termasuk menghapus tarif pada lebih dari 120 produk yang mereka anggap penting.
"Ini mengkhawatirkan hanya ada dua negara kecil yang melakukan itu," kata Vangelis. Selandia Baru, lanjutnya, menginginkan pernyataan menteri yang mencantumkan produk serta layanan pandemi esensial.
Hal ini, kata dia, juga akan memudahkan vaksin virus corona melalui pelabuhan udara dan laut yang telah menjadi perhatian di tengah berbagai negara kecil seperti Selandia Baru yang khawatir ekonomi lebih besar bakal membeli dan mengontrol pasokan medis. Meski ada upaya oleh Organisadi Kesehatan Dunia (WHO), guna memastikan berbagai negara kecil mendapatkan bagian dari vaksib mereka.
Selandia Baru mulai memvaksinasi pekerja perbatasan pada Sabtu. Hanya saja sebagian besar dari 5 juta orang di negara itu diperkirakan tidak akan diinokulasi hingga paruh kedua 2021.
Vangelis mengatakan, nasionalisme vaksin yang diperingatkan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden bulan lalu, bukanlah kepentingan siapa pun. "Risiko mutasi berarti kebutuhan untuk menghindari bagian dari populasi global yang tidak divaksinasi," ujar dia.