EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan melaporkan hasil penjualan obligasi negara ritel seri ORI 019 dengan total volume pemesanan yang telah ditetapkan sebesar Rp 26 triliun. Adapun realisasi tersebut naik 100,64 persen dibandingkan hasil penjualan ORI 018 yang ditawarkan pada Oktober tahun lalu sebesar Rp 12,97 triliun.
Dirjen PPR Luky Alfirman mengatakan volume pemesanan ORI 019 telah memecahkan rekor dari sisi penerbitan SBN ritel secara online, baik dari sisi nominal, jumlah total investor, maupun jumlah investor baru yang didominasi oleh generasi milenial.
“ORI019 merupakan seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang diterbitkan di awal tahun dan diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel tradable,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (22/2).
Menurutnya dana hasil penjualan ORI 019 akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2020, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Meskipun tidak ada ORI yang jatuh tempo pada awal tahun, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi pada ORI 019.
Untuk memenuhi tingginya animo masyarakat tersebut, pemerintah melakukan penambahan kuota atau up size selama masa penawaran ORI 019. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan terkait penawaran ORI 019.
“Penjualan ORI kali ini didukung dengan campaign dan kegiatan edukasi ke masyarakat melalui berbagai kegiatan online dan optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi pada SBN ritel,” ucapnya.
Berdasarkan data DJPPR terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI 019 dan sekitar 22.268 atau 45,7 persen dari jumlah total investor merupakan investor baru. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen akan terus memberikan edukasi investasi kepada masyarakat.
“Konsistensi pemerintah untuk menerbitkan SBN ritel secara reguler dilakukan sebagai bagian dari upaya pemenuhan target pembiayaan APBN tahun berjalan, serta memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat. Diharapkan, peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan,” ucapnya.